|
Banjarmasin, Kompas - Banjir yang melanda beberapa daerah di Kalimantan Selatan hingga satu bulan lebih telah membuat hampir satu juta bibit pohon penghijauan dan reboisasi mati. Luasan daerah yang terparah dilanda banjir adalah Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Di Kabupaten Hulu Sungai Utara terdapat sekitar 713 hektar lahan bibit tanaman Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan) atau sekitar 501.275 batang tanaman mati dan rusak. Tanaman reboisasi dari Dana Alokasi Khusus- Dana Reboisasi (DAK-DR) yang juga mati dan rusak tercatat ada 282 hektar atau setara dengan 259.700 batang tanaman. Kemudian disusul Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebanyak 37 hektar tanaman atau setara dengan 35.000 batang tanaman, yang pengadaannya dari dana DAK-DR. Tanaman penghijauan di kiri-kanan jalan sebanyak 20 hektar atau sekitar 2.242 batang tanaman yang berasal dari dana APBD Hulu Sungai Selatan juga mati atau rusak. Wakil Bupati Hulu Sungai Utara HM Welny kepada Kompas, Jumat (6/5), mengatakan, tanaman yang dilanda banjir dan mati sebagian besar berasal dari Amuntai Tengah dan Danau Panggang. Dua kecamatan itu memang terendam air selama satu bulan. "Bibit tanaman yang mati tersebut sudah berada di lahan masyarakat, bukan di pembibitan," ujar Welny. Sebagian lahan masyarakat itu berada di kawasan rawa-rawa yang menjadi pembuangan akhir sungai- sungai di sekitarnya. Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Sonny Partono sudah mengirimkan laporan kondisi tanaman akibat banjir tersebut kepada Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan. Total luas lahan penghijauan dan rehabilitasi dari dua kabupaten yang direndam banjir itu mencapai 1.052 hektar atau setara 811.547 batang. "Kerugian mencapai Rp 5,274 miliar," kata Sonny. Data itu baru berasal dari dua kabupaten, belum dari 11 kabupaten/ kota lainnya yang ada di Kalsel. Kerusakan dan kematian tanaman rehabilitasi tersebut berasal dari hutan rakyat dan hutan produksi, terutama dari dana Gerhan. Yang kedua kali Pemprov Kalsel telah mengusulkan penggantian tanaman itu kepada pemerintah pusat. Banjir di Kalsel kali ini merendam enam kabupaten, yakni Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Tapin, Tabalong, dan Kabupaten Barito Kuala. Kematian bibit tanaman rehabilitasi ini merupakan yang kedua kalinya setelah setahun dilanda kemarau. Waktu itu sekitar satu juta bibit tanaman Gerhan dari seluruh wilayah di Kalsel mati karena dilanda kemarau panjang. (AMR) Post Date : 07 Mei 2005 |