|
Medan, Kompas - Banjir bandang yang melanda 12 dari 20 kabupaten di Sumatera Utara sejak akhir tahun 2004 sampai Januari 2005 menyebabkan sedikitnya 7.450,5 hektar tanaman padi rusak dan 1.764 hektar di antaranya puso. Akibatnya, ribuan petani di provinsi yang menjadi lumbung padi nasional urutan ke-5 ini sekarang kesulitan bibit dan terancam keberlangsungan cocok tanamnya. Menurut catatan Dinas Pertanian Sumatera Utara, banjir di Sumut merusak padi di Kabupaten Langkat seluas 549 ha, Deli Serdang 1.509 ha, Dairi 20 ha, Asahan 1.920 ha, Labuhan Batu 1.035 ha, Tapanuli Utara 1.210 ha, Tapanuli Selatan 166 ha, Nias Selatan 120 ha, Toba Samosir 166 ha, Mandailing Natal 658,5 ha, Serdang Bedagai 15 ha, dan Padang Sidempuan 82 ha. Kepala Dinas Pertanian Sumut Bintara Thahir yang ditemui di Medan, Selasa (1/2), mengatakan, dari 7.450,5 ha tanaman padi yang rusak tersebut, 1.764 ha di antaranya dipastikan puso atau tidak bisa dipanen sama sekali. "Dari banyaknya sawah yang puso tersebut, Sumatera Utara kehilangan sedikitnya 7.232,4 ton padi, " kata Bintara. Walaupun jumlah padi yang puso cukup besar, tetapi hal itu tidak sampai mengganggu stok logistik di Sumut. "Total produksi padi Sumut tahun ini kami ramalkan masih mencapai 3.409.400 ton atau masih bisa surplus minimal 449.952 ton gabah kering giling (GKG)," kata Bintara. Di samping rusaknya tanaman padi, banjir juga menyebabkan rusaknya 4.838 ha tanaman palawija, dan 1.474 ha di antaranya puso. Tanaman palawija yang rusak di antaranya jagung, kedelai, dan kacang hijau. Bantuan bibit Secara terpisah, sejumlah petani yang dilanda musibah banjir sangat mengharap bantuan bibit karena mereka telah kehabisan modal untuk bercocok tanam. "Kami sangat membutuhkan bantuan bibit, karena bibit yang disimpan di rumah juga banyak yang rusak karena terendam air. Sementara panenan juga gagal total," kata Ramli Batubara, Penasihat Kelompok Tani dan Nelayan Andalan Kecamatan Padang Tualang, Langkat. Menanggapi keluhan petani yang terancam tidak bisa bercocok tanam akibat sawah mereka dilanda banjir, Pemerintah Provinsi Sumut berjanji akan memberikan bantuan bibit. Jumlah bibit yang disiapkan sebanyak 116 ton padi dan 1.636,5 ton palawija. Bibit itu disiapkan untuk mengganti sekitar 16.906 ha lahan pertanian di Sumut yang rusak akibat bencana alam. "Jumlah bibit yang akan diberikan petani melalui dana APBD sebanyak 15 ton padi dan 1.600 ton jagung. Sedangkan melalui dana APBN sebanyak 101 ton padi, 26 ton jagung, dan 10.5 ton kedelai," kata Bintara Thahir. Sebelum Maret Sementara itu, petani berharap bantuan bibit palawija tersebut sebaiknya bisa diberikan sebelum Maret, sehingga tanah mereka tidak terlalu lama menganggur. "Di samping itu, Juni biasanya kami sudah mulai menanam padi lagi, sehingga kesempatan menanam palawija adalah pada bulan-bulan sekarang ini," kata Ramli Batubara. Dia menambahkan, bantuan bibit itu memang penting, tetapi yang lebih penting sebenarnya adalah penanggulangan banjir karena hal tersebut selalu dialami setiap tahun. "Pemerintah sebaiknya juga memperbaiki saluran irigasi pembuangan sehingga air dari hulu tidak meluap," katanya.(AIK) Post Date : 02 Februari 2005 |