Akhirnya Warga Punya WC

Sumber:Kompas - 14 Desember 2010
Kategori:Sanitasi

Senyum tersungging di bibir Herawati (39). Di sebelah rumah kontrakannya di RT 14 RW 6, Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, sudah berdiri sebuah WC umum baru. Kini dia dan warga di RW 6 itu tidak lagi merasa malu karena buang air di sungai di depan tempat tinggal mereka.

Rumah petak yang dikontraknya di gang sempit itu tidak memiliki WC. ”Kalau mau buang air, ya harus ke sungai. Mau bagaimana lagi karena tidak ada tempatnya di rumah. Kalau sudah kebelet, ya tetap harus antre,” tutur Herawati.

Sudah bertahun-tahun, Kali Bendungan Cisadane Timur yang membelah RW 6 di Kalideres menjadi WC umum bagi warganya. Permukaan air sungai hanya berjarak 10 sentimeter dari permukaan jalan yang membentang di sisinya. Sebelum tahun 2009, di sepanjang sungai itu berdiri petak-petak panggung dari papan atau seng sebagai tempat warga buang air.

Rumah-rumah berdinding papan dan batako yang dipisahkan lorong-lorong sempit itu tidak memiliki WC yang layak, apalagi tangki septik untuk menampung dan mengolah kotoran. Satu rumah bisa dihuni lebih dari satu keluarga sehingga ruang yang ada dimaksimalkan untuk tempat tinggal. Rata-rata penghuni adalah pekerja pabrik yang banyak berdiri di sekitar Kalideres.

Ada sekitar 130 rumah tangga di setiap RT di RW 6, Kalideres. RW itu terdiri atas 16 RT. Jika satu rumah tangga terdiri atas 4-6 orang, jumlah warga di kawasan itu lebih dari 8.200 jiwa.

Tak hanya untuk buang air, warga pun mencuci pakaian dan mandi dengan air sungai itu. Warnanya kecoklatan dan kotor. Akibatnya, dari kawasan padat penduduk itu sering tercium bau tidak sedap. Apalagi, rumah-rumah yang memiliki WC tidak memiliki tangki septik untuk mengolah limbah kotoran sebelum menuju ke sungai. Kotoran tersebut berbaur dengan sampah dan limbah rumah tangga membuat lingkungan padat itu kian kumuh.

WC umum baru yang terdiri atas empat ruangan itu diresmikan pada Kamis (9/12) sebagai bagian dari Program of Urban Sanitation and Hygiene Promotion oleh Mercy Corps Indonesia. WC umum itu dilengkapi tangki septik dan biofilter serta taman pengolah limbah sehingga air buangannya aman untuk dialirkan ke tanah atau ke badan air.

Menurut Koordinator Program Mercy Corps Indonesia, Suryani Amin, lahan yang dipakai untuk WC semula lahan kosong yang lalu dipinjamkan oleh pemiliknya selama lima tahun. ”Setelah lima tahun, target kami adalah warga memiliki kamar mandi pribadi. WC umum ini hanya untuk umpan sementara saja,” katanya.

Tidak seimbang

Yang jadi persoalan di RW 6 Kalideres, lanjut Suryani, adalah perbandingan antara warga dan WC tidak seimbang. Kalaupun ada WC umum, kondisinya tidak layak pakai. Perilaku warga buang air di sungai menjadi tidak terhindarkan.

Selain WC umum, dibangun pula tempat cuci pakaian umum dan 264 tangki septik modular, terbagi atas 219 tangki septik di Kelurahan Kalideres dan 45 tangki septik di Kelurahan Tegal Alur. Tangki septik dilengkapi sistem biofilter yang berisi bakteri untuk mengekstrak dan mengurai material organik, termasuk patogen berbahaya dan mikroorganisme lainnya. Pembangunan itu memakan waktu satu tahun, mulai September 2009 hingga September 2010.

Berdasarkan studi Mercy Corps, 90 persen sumur dangkal di Jakarta telah terkontaminasi bakteri E coli. Padahal, 75 persen penduduk kota masih mengandalkan air tanah dangkal untuk keperluan rumah tangga. Akibatnya, muncul penyakit diare, cacingan, hepatitis, kolera, disentri, dan tipus.

Anun, salah satu warga, menuturkan, dari dulu dia sangat mengidamkan rumahnya bisa memiliki WC. Anak perempuannya sering merasa malu jika harus buang air di WC umum di sungai. Namun, dia tidak yakin bisa membuat WC dan tangki septik di rumahnya yang sempit. ”Saat ditawari untuk dibuatkan (tangki septik), saya langsung mau,” ujarnya.

Dengan adanya tangki septik dan WC umum, diharapkan perilaku kesehatan warga bisa berubah. Tinggal kini bagaimana warga menjaga fasilitas itu dengan sebaik-baiknya supaya tidak lagi ada rasa malu karena buang air di sungai. (FRO)



Post Date : 14 Desember 2010