|
Bogor, Kompas - Meski masih ditolak warga, Pemerintah Kabupaten Bogor menegaskan bahwa uji coba mesin-mesin di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bojong akan dilakukan akhir Juli. Selanjutnya, TPST tersebut akan beroperasi penuh. Kami ingin TPST Bojong bisa segera operasi penuh. Rencananya uji coba dilaksanakan minggu keempat bulan ini. Kami berharap setelah itu TPST dapat beroperasi seterusnya, kata Asisten Daerah I (Pemerintahan) Iyang Saputra, Senin (11/7) . Ia menjelaskan, walaupun tidak ada pernyataan dukungan hitam di atas putih dari DPRD Kabupaten Bogor, ia melihat ada lampu hijau dari DPRD akan rencana uji coba TPST. Kami tidak main-main. Uji coba itu harus dilakukan untuk memastikan apakah semua tahapan pengolahan sampah di TPST sudah berjalan sesuai dengan harapan. Itu termasuk uji coba kelaikan truk khusus pengangkut sampahnya, ungkap dia. Menurut Iyang, jika dalam uji coba tersebut ternyata ada mesin-mesin atau komponennya yang tidak sempurna bekerja, pihaknya akan memberi waktu kepada PT Wira Guna Sejahtera (pemilik TPST Bojong) untuk memperbaikinya. Pemkab Bogor, katanya, selama PT WGS menyatakan sanggup memperbaiki mesin-mesinnya itu, akan tetap memberi kesempatan pada PT WGS untuk membuktikan TPST bisa beroperasi dengan baik. Pemberian kesempatan tersebut, lanjut Iyang, tidak lain karena baru kali ini ada pengolahan sampah menggunakan teknologi terpadu. Diharapkan, mesin-mesin TPST Bojong bisa menjawab permasalahan pengolahan sampah selama ini. Sampah itu kan sekarang sudah menjadi masalah. Kami ingin ada jalan keluar mengatasi masalah ini. Saya juga heran, kita pastinya punya banyak ahli dan orang-orang pinter. Tetapi selama ini saya tidak pernah dengar ahli kita itu mengusulkan pembuatan teknologi mengatasi sampah. Padahal, masalah sampah sudah begitu ruwet, lihat saja kasus Bantar Gebang, Bekasi, dan Leuwigajah, katanya. Dalam uji coba nanti, pengawasan juga dilaksanakan oleh para pakar lingkungan dan teknologi yang bersikap independen dan netral. Mereka berasal dari Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Padjadjaran. Masyarakat yang tidak setuju keberadaan TPST Bojong juga diharapkan hadir dan turut mengawasi uji coba tersebut. Pada masa sekarang ini, tidak bisa kita mengharap semua orang 100 persen setuju. Namun, semua pihak kami yakini juga ingin menemukan solusi dari masalah sampah. Karena itu, TPST Bojong harus bisa beroperasi, tuturnya. Mengenai izin-izin yang dipermasalahkan berbagai pihak, Iyang menegaskan, sejak awal pemberian izin kepada PT WGS sudah sesuai prosedur. (RTS) Post Date : 12 Juli 2005 |