|
MASALAH persampahan di Kota Tangerang Selatan belum tuntas. Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diani mengakui, wilayahnya masih digelayut persoalan sampah. Bahkan, TPA Cipeucang, Setu, belum maksimal menampung ribuan kubik sampah. "Sampah adalah masalah semua kota. Begitu pun dengan kota ini (Tangsel)," kata Airin saat peresmian TPST Reduce, Reycle, Rescue (3R) di Pondok Kacang, Kota Tangerang Selatan, Kamis (19/7). Airin mengatakan, untuk menekan persoalan sampah, pihaknya memperbanyak TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu-3R) di masyarakat. Maka, perlu di-manage dengan baik, karena sampah menggunung di beberapa titik. “Sampah memang menjadi fokus perhatiannya selama ini,‘ katanya. Tahun 2011, sebanyak 12 TPST 3R dibangun, dan tahun ini ditargetkan ada penambahan 14 TPST 3R lagi. Bahkan, Pemkot Tangsel mengiginkan 54 TPST 3R. Hanya saja, pembangunan TPST itu terkendala masalah lahan. Maka, tahun ini cuma 14 TPST 3R yang direalisasikan. Pihaknya berharap masyarakat secara sukarela menghibahkan lahan untuk pemda yang kemudian disulap menjadi TPST. Solusi satu-satunya mengurangi pasokan sampah ke TPA Cipeucang adalah memperbanyak TPST. "Hanya dengan mengandalkan TPA Cipeuncang agaknya tidak mencukupi. Apalagi lahan TPA cuma dua hektare, yang harus menampung 1.600 kubik sampah per hari," kata Airin. Ia menjelaskan, 70 persen sampah yang dihasilkan di Kota Tangerang Selatan adalah sampah rumah tangga. Sisanya, sekitar 30 persen, sampah residu baru yang diangkut ke TPA Cipeucang dari 1,3 juta penduduk Tangerang Selatan. Sepatutnya, TPST 3R yang terdapat di kawasan perumahan maupun kelurahan bisa dikelola dengan baik. Hal itu penting untuk menekan sampah yang dihasilkan. Sementara itu Kepala Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Tangerang Selatan, Chaerul Shaleh mengatakan, program TPST 3R sedikit mengalami hambatan karena tidak ada lahan di wilayah Kota Tangerang Selatan. Bahkan, untuk membangun sebuah TPST membutuhkan lahan 300-500 meter persegi. Anggaran yang dikucurkan sekitar Rp300 juta hingga Rp500 juta. "Lahan untuk membangun TPST sulit dicari," kata Chaerul kepada Jurnal Nasional, Kamis (19/7). Kepala Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman Kota Tangerang Selatan, Djoko Suryanto mengatakan, dibangunnya TPST 3R itu merupakan antisipasi pertumbuhan industri dan konsumsi masyarakat yang menghasilkan penggunaan plastik, kertas, produk kemasan dan komponen yang mengandung bahan beracun dan berbahaya. Namun, dengan adanya TPS 3R yang dikelola masyarakat, tentu menghasilkan kompos, pupuk cair, biogas dan dikonversi menjadi energi listrik. "Cukup dikelola dengan baik saja. Hal itu akan memberikan hasil kepada masyarakat," kata Djoko. Sabaruddin Post Date : 20 Juli 2012 |