|
[TANGERANG] Penyebaran penyakit muntaber di empat kecamatan wilayah pantai utara Kabupaten Tangerang disebabkan oleh bakteri E- Coli dan kolera yang mencemari sumber air bersih penduduk. Bakteri ini suah menyerang lebih dari 300 warga sejak seminggu lalu sehingga mereka terus berdatangan ke Puskesmas Sepatan, Pakuhaji, Sukadiri, serta Puskesmas Pembantu Kedaung Barat untuk mendapatkan pengobatan. "Kemungkinan besar semua air sumur warga dan sungai telah tercemar bakteri itu," ujar Yuliah Iskandar, Kepala Bidang Pemberantasan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Minggu (15/7). Menurut Yuliah, warga belum mengubah pola hidup sehat dengan tetap menggunakan air sumur dan air sungai yang kotor untuk mengolah makan dan minum tanpa proses dimasak terlebih dahulu seperti membuat es, minuman sirup, jajanan anak-anak, dan lainnya. Dikatakan, wabah penyakit itu tersebar melalui tanah dan lalat. "Dugaan sementara seperti itu, tapi kepastiannya masih menunggu hasil pemeriksaan sampel makanan, minuman, dan kotoran di laboratorium Departemen Kesehatan dua hari lagi," kata Yuliah. Sementara itu, Kepala Puskemas Sepatan, dokter Budi Adinskanda mengungkapkan, kejadian luar biasa diare yang terjadi di Sepatan kali ini hampir sama dengan kajadian dua tahun lalu dengan penderita lebih dari 600 orang dan korban meninggal 17 orang. "Dari masa inkubasi, gejala-gejala hingga muntah dan kotoran hampir sama dengan wabah diare tahun 2005 lalu," katanya. Disebutkan, bakteri E-Coli dan kolera, muncul di lingkungan kotor dan pola hidup masyarakat yang tidak bersih. Warga yang sudah diberi pemahaman pola hidup sehat tak juga melakukan anjuran itu. Mereka masih membuang air besar di sungai dan kebun. Sumur warga juga tak diberi pembatas atau bibir sehingga air yang kotor masuk ke dalam sumur lagi. Sementara sungai yang ada kotor dan selalu digunakan warga untuk mandi, mencuci, dan memasak. " Kalau dilihat dari meluasnya wabah melalui air sungai, karena air saluran irigasi ini mengalir hingga ke kecamatan berikutnya," kata Budi. Untuk mengantisipasi terus meluasnya wabah diare dan jatuhnya korban, Budi mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim ke lapangan untuk melaksanakan kaporitisasi kepada sumur warga dan sungai." Sudah kita lakukan sejak Sabtu lalu," katanya. Wabah muntaber terus meluas ke 28 desa di lima kecamatan yaitu Kecamatan Sepatan, Sepatan Timur, Pakuaji, Sukadiri, dan Rajeg. Ratusan penderita disentri yang sebagian besar anak-anak berusia 1-15 tahun itu berdatangan dari Desa Sarakan, Pondok Agung, Pondok Jaya, Kedaung Barat, Desa Pakuhaji, Tanah Merah, Lebak Wangi, Pondok Kelor, dan Kayu Agung. Pabrik Orson Di Grebek Untuk mengurangi penyebaran penyakit muntaber polisi Resor Tangerang menggerebek dua pabrik pembuatan sirup orson di wilayah Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Minggu, (15/7) dini hari. Penggerebekan dilakukan setelah banyaknya laporan masyarakat setempat terkena muntaber setelah mengonsumsi minuman tersebut. " Kini pemiliknya kami amankan untuk pemeriksaan lebih lanjut," ujar Kepala Satuan Narkoba Polres Tangerang Ajun Komisaris Muhammad Rani Cholili. Menurut dia, polisi melakukan penelusuran setelah mendapatkan pengaduan dari masyarakat Sepatan yang menjadi korban diare setelah mengonsumsi sirup orson tersebut. Pertama, polisi menggerebek pabrik pembuatan sirup orson milik Semitra di Kampung Kedaung Barat, Desa Kedaung, Kecamatan Sepatan Timur. Kedua, pabrik sirop orson milik Samhaji di Kampung Sawah, Desa Karet, Sepatan Timur. Menurut Cholili, kedua produsen minuman ringan tersebut tidak berizin dan terbukti menggunakan air mentah dalam pembuatan sirup. [132] Post Date : 16 Juli 2007 |