|
KUNINGAN, (PR).-Akibat kemarau panjang, daerah yang mengalami kekurangan air bersih dan irigasi di wilayah Kab. Kuningan semakin meluas. Sementara cadangan air di sejumlah sumber mata air, khususnya di Waduk Darma kian menipis, Minggu (5/11). Kepala Dinas Pertanian, Ir. Triastami mengakui, ada sekira 17 kecamatan yang mengalami kekeringan saat ini, sebagian besar terdapat di wilayah timur Kuningan. "Sementara untuk antisipasinya adalah melakukan gilir air dan memberikan bantuan pompa air bagi daerah-daerah yang masih tersedia air," katanya. Sementara itu, data yang diperoleh dari Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan (SDAP) Kab. Kuningan, menyebutkan, wilayah perdesaan yang mengalami kekeringan air bersih dan irigasi di Kab. Kuningan saat ini, di antaranya terjadi di Kecamatan Cibingbin, Cibeureum, Darma, Ciawigebang, Karangkancana, Hantara, Ciwaru, Selajambe, Subang, Cimahi, Ciniru, Japara, dan Pancalang. Apabila tidak segera turun hujan diperkirakan beberapa kecamatan lainnya akan menyusul. Sesuai informasi yang dihimpun, cadangan air yang terbesar di Kuningan yakni di Waduk Darma, Desa/Kec. Darma pun kian menipis. Kapasitas waduk yang dalam kondisi normal bisa mencapai 38 juta M3, akibat kemarau panjang saat ini diperkirakan tinggal 11 juta M3. Oleh karenanya beberapa lahan yang biasa digenangi air kini dimanfaatkan beberapa warga untuk menanam palawija. Menurut Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan (SDAP) Kab. Kuningan, Ir. H. Abdul Khodir, Minggu (5/11), seharusnya Waduk Darma yang airnya tinggal 11 juta m3 dari volume maksimal 38 juta m3, sudah ditutup. Namun, karena ada permintaan dari para petani, maka ada kebijakan provinsi mengizinkan Waduk Darma dibuka lagi untuk disalurkan ke irigasi. Ada sekira 20.000 hektare lebih lahan sawah yang terancam kekeringan di Kab. Kuningan dan Kab. Cirebon. Disebutkan, pengaliran kembali air Waduk Darma ke areal irigasi tersebut akan berlangsung selama dua pekan. Terhitung sejak tanggal 1 sampai dengan 15 November mendatang. Ini terpaksa dilakukan karena kekeringan yang melanda areal pertanian di Kab. Kuningan dan Cirebon semakin meluas. Jika tidak dilakukan pembukaan kembali sumber air dari Waduk Darma dikhawatirkan ribuan hektare tanaman terancam kekeringan dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi tindakan anarkis dari para petani. Tegang Dari Indramayu dilaporkan warga nekat menjebol meteran air PDAM yang berada di depan rumahnya. "Meteran terpaksa dijebol, hanya itu yang bisa dilakukan untuk dapat air. Itu pun ternyata masih saja sulit," ujar Abu warga Kel. Paoman, Kec. Indramayu. Aksi penjebolan meteran di perumahan itu mulai dilakukan sejak Jumat malam, tadinya terbatas di beberapa blok seperti di Jln. Jambal. Namun karena air makin sulit didapat, penjebolan meteran itu akhirnya dilakukan seluruh warga. "Hampir 70 persen warga menjebol meteran demi mendapatkan air," ujar Ny. Tiktik (40), warga Jln. Kranji. Meski sudah menjebol meteran, rupanya air yang didapat masih sangat sedikit. Karenanya, warga setempat tiap malam sampai pagi hari selalu ronda untuk mendapatkan air. "Kami sudah habis-habisan. Untuk dapat air satu ember saja harus sabar menunggu sampai setengah jam. Meski sudah dijebol air yang keluar tetap sedikit," ujar Ny. Wirtono (36), warga setempat. Sementara itu, suasana tegang mewarnai pembagian air oleh PDAM di Desa Pagirikan, Kec. Pasekan dan sekitarnya pada Sabtu siang pekan lalu. Ratusan warga saling dorong berebut untuk mendapatkan air bantuan. Karena tidak ada pengamanan, sejumlah warga bahkan nyaris baku hantam gara-gara saling dorong. Pembagian air sempat mau dihentikan, namun dilanjutkan lagi setelah warga berjanji untuk tenang. "Kami juga sempat ketakutan. Mereka nyaris baku hantam. Repotnya, malah ada yang mengancam kami," ujar seorang karyawan PDAM yang ditugaskan mengirim air. Sejauh ini belum ada kejelasan kapan krisis air bersih yang melanda warga Kota Indramayu dan Sindang berakhir. PDAM sendiri, seperti dituturkan Dirtek, Memet Junaedi, tidak bisa memberi jaminan. Kasubdin Perencanaan & Pengendalian PU Pengairan Indramayu, Ir. E. Rukanda mengemukakan pihaknya terus mengawasi debit air. Sebenarnya pengelola Bendung Rentang sudah menambah debit air ke Indramayu, hanya saja di tengah jalan habis disedot pompa air petani untuk mengairi sawah. (A-146/A-93) Post Date : 06 November 2006 |