|
MEDAN– Pelayanan PDAM Tirtanadi masih mengecewakan pelanggan di Kota Medan. Sementara Tirtanadi sendiri tidak bisa menjamin bisa segera mengatasi masalah air yang selama ini dikeluhkan warga. Habib, warga Perumnas Helvetia mengatakan,suplai air ke rumahnya sudah tidak lancar sejak pekan lalu. Kalaupun mengalir,debit air sangat kecil dan harus ditampung dini hari. “Kalau untuk pagi sampai sore, air sama sekali tidak jalan.Kejadian seperti ini sebenarnya sering terjadi di kawasan Helvetia. Namun kali ini sudah tergolong cukup menyulitkan,” ujarnya, kemarin. Warga Jalan Bambu,Medan Timur, Fuad, juga mengeluhkan hal yang sama. Menurut dia, air PDAM Tirtanadi sering kali macet. Selain itu, saat mengalir,airnya pun kotor.“Air macet dan kotor itu sudah biasa. Sepertinya jarang ada perbaikan pelayanan dari PDAM,” tuturnya. Sementara Kepala Divisi Public Relation PDAM Tirtanadi, Amrun, mengatakan, pihaknya menyadari seluruh keluhan yang disampaikan masyarakat terhadap pelayanan air bersih yang terjadi.Baik itu soal air yang tersendat, mati, hingga air yang kotor. “Harus kami akui,tekanan air kalau di ujung itu lemah.Kalau yang dekat dengan sumber air seperti di Sunggal dan Deli Tua, tidak ada masalah,” katanya pada SINDO,Kamis (28/6). Amrun mengatakan untuk mengatasi tekanan air yang lemah tersebut, pihaknya sudah membangun sumur bor di tujuh titik pada tahun lalu.Direncanakan tahun ini,akan dibangun 13 unit sumur bor baru di sejumlah kawasan seperti di Perumnas Simalingkar,Bagan Deli,dan sekitar Jalan Sutomo. “Tapi itu masih rencana.Sementara seperti ini,”ungkapnya. Sementara untuk air yang kotor dan keruh,menurut Amrun, tidak bisa dijamin. Sebab air yang kotor atau keruh itu terjadi karena ada gangguan (turbulensi) dari jaringan. Gangguan itu terjadi karena perpindahan arus listrik di water treatment plant (WTP). “Tapi kalau air keruh dan kotor itu berlangsung lama, berarti ada pencucian pipa,”tukasnya ringan. Lantas bagaimana mengatasi semua kendala itu. Amrun tidak mampu menjelaskannya dengan rinci. Namun menurut dia, salah satu solusinya adalah pembangunan WTP baru.Saat ini,PDAM Tirtanadi masih menunggu pencairan penyertaan modal dari Pemprov Sumut yang mencapai Rp200 miliar. “Kami akan bangun WTP baru.Kalau sumur bor itu bersifat sementara, ”bebernya. Penyertaan modal ini menjadi satu-satunya harapan PDAM Tirtanadi untuk memberikan perbaikan pelayanan. Sebagai perusahaan yang membutuhkan suntikan modal dan investasi, mereka juga belum dibenarkan untuk menaikkan tarif air karena akan banyak mendapat penolakan dari masyarakat. fakhrur rozi Post Date : 29 Juni 2012 |