Air Tersendat, Warga Protes

Sumber:Kompas - 30 November 2010
Kategori:Air Minum

SURABAYA, KOMPAS - Warga Kelurahan Jeruk, Lakarsantri, mendatangi kantor PDAM Surabaya, Senin (29/11). Mereka memprotes aliran air yang tidak lancar bertahun-tahun. Bahkan, sejak Agustus lalu pasokan airdari perusahaan daerah milik Pemerintah Kota Surabaya itu berhenti total.

Ketua Rukun Tetangga (RT) 05 Kelurahan Jeruk, Lukman, mengatakan, warga bertahun-tahun tidak mendapat kepastian soal pasokan air. Akibatnya, warga harus membeli air dari pedagang dengan harga lebih mahal.

”Setiap bulan kami sebagai pelanggan PDAM masih membayar rekening air dan tidak boleh terlambat. Kami bayar air, tetapi dapatnya angin,” tuturnya.

Warga sudah beberapa kali mempersoalkan itu. Namun, pengaduan tidak pernah ditanggapi secara serius. ”Sejak 1997 pipa sudah terpasang di sekitar tempat tinggal kami. Tetapi aliran air tidak pernah normal. Kami datang ke PDAM karena sudah tidak sabar lagi dengan keadaan ini,” ujarnya.

Mereka menuntut PDAM mengalirkan air 24 jam ke rumah warga. Mereka juga meminta ganti rugi karena harus membeli air lewat pedagang. Pembelian air dari pedagang tidak bisa dihindari karena pasokan air bersih dari PDAM tidak mengalir.

Padahal, menurut Lukman, sebagai pelanggan PDAM mereka tetap membayar tagihan rekening air setiap bulan. ”Kami minta kompensasi atas kelalaian yang dilakukan PDAM dengan tidak memberikan pelayanan maksimal sehingga kami harus mengeluarkan biaya lebih banyak dengan membeli air dari pedagang,” ujarnya.

Salah seorang warga, Anton, mengatakan, jalan-jalan di sekitar rumah mereka terkadang rusak setelah pengerjaan jaringan pipa PDAM.

Untuk itu, warga menuntut PDAM memperbaiki infrastruktur yang rusak. Selama ini bekas galian kerap tidak ditutup ulang secara sempurna oleh pekerja PDAM. ”Kalau musim hujan, jalan hancur dan membahayakan pengguna jalan,” tuturnya.

Lebih tinggi

Direktur Utama PDAM M Selim mengatakan, RT 05 terletak lebih tinggi dibanding kawasan lain. Akibatnya, air tidak mengalir maksimal ke kawasan tersebut.

”Kami pernah memperbesar tekanan dari (Instalasi Pengolahan Air Minum) Karang Pilang. Tetap saja tidak bisa segera mengalir di sana,” ujarnya.

PDAM sedang mengusahakan pembuatan rumah pompa di sekitar kawasan tersebut. Pompa sudah tersedia, tetapi belum ada lokasi. ”Kalau ada tanah bisa disewa sekitar 100 meter persegi, beritahukan kepada PDAM, nanti akan disewa dan dipakai untuk rumah pompa,” kata Selim.

Tanpa pompa di sekitar rumah warga, Selim tidak berani air mengalir lancar setiap saat. Dengan pompa, diharapkan tekanan bisa diatur agar bisa mengalirkan air ke rumah warga.

Tentang ganti rugi, Selim minta warga mengajukan secara tertulis. Pengajuan itu akan diteliti PDAM untuk memastikan langkah penggantian. ”Nanti bisa dibicarakan lagi lebih lanjut. Buat secara tertulis agar PDAM punya dasar untuk bertindak,” tuturnya.

Sementara ini PDAM hanya bisa menawarkan solusi mengirim mobil tangki ke pemukiman warga. Tangki dapat dikirim bila ada permintaan dari warga. ”Kami bisa segera kirim tangki kapan saja,” kata Selim lagi.

Tentang kerusakan jalan, dia berjanji akan memeriksa pihak yang mengerjakan perbaikan atau pemasangan jaringan pipa. Pengawas internal PDAM akan diturunkan untuk memastikan tidak ada kerusakan jalan akibat pengerjaan itu. Bila ada, pekerja diharuskan memperbaiki. (RAZ)



Post Date : 30 November 2010