Air Tawar Sulit Diperoleh di Merauke

Sumber:Kompas - 04 Juni 2011
Kategori:Air Minum

Merauke, Kompas - Intrusi atau peresapan air laut ke daratan di Merauke, Papua, semakin jauh masuk ke perkotaan, atau diperkirakan mencapai 1-2 kilometer dari bibir pantai. Hal ini mengakibatkan warga kota kesulitan mendapatkan air tawar karena air sumur menjadi payau.

Roni R Manuputy, Kepala Seksi Sumber Daya Mineral Air Bawah Tanah Dinas Pertambangan Kabupaten Merauke, Jumat (3/6), menuturkan, di sepanjang 8 kilometer garis pantai di wilayah Distrik Merauke, instrusi rata-rata sudah mencapai 1 kilometer dari bibir pantai. ”Di beberapa titik bahkan sudah mencapai 2 kilometer masuk ke daratan, seperti di daerah Lampu Satu,” ungkapnya.

Roni menuturkan bahwa intrusi mulai terasa sekitar tahun 1980-an dan semakin parah 10 tahun terakhir. Instrusi yang semakin jauh masuk ke daratan Kota Merauke dipicu semakin maraknya pembangunan fisik di daerah pesisir pantai Merauke. Daerah tangkapan air, seperti rawa-rawa dan sawah-sawah, sudah banyak berubah menjadi permukiman, tempat usaha, dan perkantoran.

”Akibatnya, air tanah tidak mampu terserap dan tersimpan dengan baik di dalam pori-pori tanah, tetapi langsung terbuang. Pori-pori tanah yang kosong kemudian diisi oleh air laut yang meresap ke daratan,” ujarnya.

Aktivitas penambangan pasir ilegal di pesisir pantai, lanjutnya, telah memicu abrasi pantai dan memperparah intrusi. Kondisi itu juga diperparah oleh perubahan iklim global yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.

Ketinggian wilayah daratan Merauke yang hanya 1-3 meter dari permukaan laut semakin memudahkan air laut masuk ke daratan, terutama saat terjadi pasang tinggi. ”Air laut juga masuk dari kanal-kanal saat pasang. Kanal yang tidak terbuat dari beton semen membuat air asin meresap ke daratan,” katanya.

Menurut Roni, untuk mencegah intrusi dan menjaga ketersediaan air tanah di Kota Merauke, Belanda dulu menjadikan wilayah pesisir sebagai daerah tangkapan air dengan membuat sawah-sawah. Selain itu, Belanda juga membuat tanggul pasir di sepanjang garis pantai Distrik Merauke. Kini tanggul pasir sudah tidak berbekas. Belanda juga menanam banyak pohon asam karena dikenal sangat baik menyimpan air tanah. (RWN)



Post Date : 04 Juni 2011