Medan, Kompas - Kualitas air tanah maupun sungai di Kota Medan berada di batas toleransi kesehatan. Air ini perlu diolah lagi hingga masak kemudian baru bisa dikonsumsi warga. Zat kimia yang paling besar ditemukan pada air tanah adalah kandungan zat besi.
”Perlu pembenahan pengelolaan air minum di Medan. Pembenahan ini diperlukan di daerah yang tidak terjangkau pelayanan PDAM (perusahaan daerah air minum). Masyarakat yang tinggal di tempat itu sangat memerlukan ketersediaan air bersih yang layak dikonsumsi,” tutur peneliti Universitas Sumatera Utara, Sofyan Badrun, Senin (6/4) di Medan.
Keterbatasan pelayanan PDAM ini tidak boleh dibiarkan karena masyarakat mempunyai hak hidup sehat. Kondisi yang sama juga terjadi pada kualitas air sungai di Medan. Semestinya, tutur Sofyan, air sungai lebih bersih dari kandungan zat kimia karena mengalir dari tempat terbuka. Namun, air ini mulai tercemar, terutama di bagian utara Medan.
Ferofilter
Sofyan menawarkan pengelolaan air dengan memakai alat tanpa bahan kimia di daerah yang tidak menerima pelayanan PDAM. Alat yang dia sebut sebagai ferofilter ini mampu mengurangi secara drastis zat besi dalam air minum.
Dia mengambil sampel air di Kelurahan Sidorejo II, Kecamatan Medan Amplas. Di kelurahan ini kandungan air sumur pompa (sedalam 18 meter) terdapat zat besi mencapai 4-5 ppm (part per million).
Padahal, kandungan zat besi yang diperbolehkan oleh Departemen Kesehatan tidak boleh lebih dari 3 ppm. Melalui alatnya, Sofyan mampu menurunkan kandungan zat besi hingga di bawah 3 ppm. ”Kandungan zat besi untuk air minum tidak boleh lebih dari 3 ppm. Jika melebihi angka ini, yang mengonsumsi berpotensi mengalami gangguan kesehatan,” tuturnya.
Penelitian yang sama pernah dilakukan Environmental Services Program (ESP) Sumut—sebuah lembaga swadaya masyarakat yang menaruh perhatian pada ketersediaan air bersih. Staf Komunikasi dan Penjangkauan Publik ESP, Dharma Lubis, mengatakan, ada banyak titik krisis air bersih di wilayah utara Medan.
Sebelumnya, Kepala Laboratorium Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Sumut Hidayati juga menyebutkan, kualitas air di wilayah utara Medan buruk. Hidayati, yang meneliti kualitas air sungai di utara Medan ini, menemukan sejumlah zat pencemar. Tidak jauh dari sini, terdapat sentra kawasan industri yang berdiri ratusan perusahaan. (NDY)
Post Date : 07 April 2009
|