Air Tanah Menipis Air Bekas Diolah

Sumber:Media Indonesia - 17 September 2008
Kategori:Air Minum

PULUHAN tahun lalu, air merupakan sumber daya alam yang murah. Mudah didapat bahkan dalam jumlah tidak terbatas. Kini situasinya sudah berubah 180 derajat, terutama di Jakarta. 

Setiap musim kemarau, warga Ibu Kota mengeluh kesulitan mendapatkan air tanah. Sumur kering. Situasi itu memaksa pemerintah menerapkan aturan daur ulang limbah cair menjadi air baku.

Bila diterapkan secara menyeluruh, strategi tersebut akan menekan penggunaan air tanah. Kebutuhan air generasi berikutnya pun tetap terpelihara.

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI sudah membuat aturan tersebut dan menjadikan bagian dalam izin analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Untuk tahap awal, kewajiban mendaur ulang air hanya diperuntukkan bagi setiap hotel dan apartemen yang mengajukan izin baru.

"Setiap hotel dan apartemen baru wajib membangun instalasi daur ulang air bersih," papar Kepala BPLHD DKI Budirama Natakusumah di Jakarta, kemarin. Bila dalam rencana teknis tidak mencantumkan rencana pembuatan instalasi daur ulang air, izin amdal pemohon hotel atau apartemen tidak akan diterbitkan.

Tujuan kebijakan tersebut untuk mengurangi penyedotan air tanah dalam. Seperti diketahui, tanah di sejumlah lokasi di Jakarta ambles hingga 2 meter dalam 20 tahun terakhir.

Selain beban tanah yang bertambah besar akibat menjamurnya gedung-gedung pencakar langit, eksploitasi air tanah berlebihan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menurunkan muka tanah.

Menurut Budirama, dengan daur ulang air, beban PDAM akan berkurang. Dengan demikian, pasokan PDAM di kawasan perumahan tidak lagi keruh dan biarpet seperti aliran listrik.

Sebenarnya kebijakan daur ulang limbah cair sudah mulai diterapkan pertengahan tahun ini. Namun, baru beberapa pengelola bangunan saja yang menaati. "Secara bertahap aturan ini akan diterapkan bagi hotel dan apartemen yang sudah lama beroperasi."

Kalau pengelola mampu membangun gedung hotel atau apartemen senilai ratusan miliar, lanjut Budirama, masa tidak mampu membangun instalasi daur ulang air yang hanya beberapa miliar. Lagi pula, dengan daur ulang air, pemilik gedung bisa mengurangi beban biaya untuk membayar tagihan air dari PDAM.

Sistem daur ulang air cukup sederhana. Limbah cair yang berasal dari gedung komersial maupun industri disalurkan ke penampungan. Limbah cair itu kemudian mengalir ke unit pemurnian air yang menggunakan mekanisme kimia maupun biologi.

Setelah melalui suatu rangkaian proses yang memakan waktu beberapa jam, air bekas pakai itu kembali menjadi air baku yang mutunya sama dengan air PDAM. Air yang sudah dipakai bisa didaur ulang sampai delapan kali.

Semua jenis limbah cair pada dasarnya bisa didaur ulang. Misalnya, air bekas cuci, toilet, dan limbah dapur. Hasilnya pun bisa dipakai untuk berbagai keperluan termasuk air minum.

"Untuk minum dan masak juga bisa, kenapa tidak? Air PAM itu dari mana? Kan dari sungai yang banyak bangkai dan tinjanya. Sama saja bukan?" kata Budirama berusaha meyakinkan.

Ia mengklaim, melalui instalasi daur ulang air, konsumsi air tanah dan PDAM di setiap bangunan bisa dihemat hingga 60%. Bila semua gedung mau menerapkan, tentu Jakarta tidak akan lagi mengalami krisis air di musim kemarau sekalipun.(Bagus BT Saragih)



Post Date : 17 September 2008