|
Pulang Pisau, BPost Warga Desa di Kecamatan Kahayan Kuala dan Pandih Batu, selama kemarau, dilanda krisis air bersih. Untuk keperluan air minum mereka terpaksa membeli air sungai dengan harga Rp12 ribu-Rp15 ribu/drum. Pedagang biasanya mengambil air Sungai Kahayan pada bagian hulu, yaitu di Desa Buntoi dan sekitarnya dengan menggunakan tongkang. Air Sungai Kahayan di Desa Buntoi belum terasa asin atau karena belum bercampur air laut. Kepala Desa Pangkoh Hulu Agus Tuha Huda, Kamis (31/8), mengatakan, biasanya warga setempat minum air hujan, karena persediaan telah habis terpaksa mereka meminum air sungai yang dibeli dari pedagang asal Bahaur. "Di desa kami ada sungai, tapi airnya asin. Sedangkan sumur airnya keruh dan berbau. Untuk keperluan minum kami membeli kepada pengecer air. Tapi untuk mandi dan mencuci pakaian menggunakan air Sungai Kahayan yang bercampur air laut," katanya. Menurutnya, air sungai dijual Rp12 ribu/drum. "Sekarang kami terpaksa menghemat air tawar. Biasanya setiap harinya menghabiskan satu drum air yang berisi 100 liter, tapi sekarang digunakan untuk dua hari," katanya. Camat Kahayan Kuala Osa Maliki, membenarkan, setiap kemarau warga di daerahnya membeli air tawar untuk keperluan minum dan memasak dengan harga Rp15 ribu/drum. Menurutnya desa yang kesulitan air bersih adalah Desa Bahaur, Barunai, Mangguruh, Kiyapak, Murung Pudak dan tiga dusun yang bermukim di pesisir pantai berbatasan langsung dengan Kecamatan Sebangau Kuala. Seorang agen air tawar, Yasid (45), mengaku mengambil air sungai di bagian hulu Desa Bahaur. "Dalam satu kali ngambil, kami bisa membawa 100 drum dan itu habis dibeli pengecer dalam satu hari," kata Yasid. ck2 Post Date : 01 September 2006 |