|
CIAMIS, (PR).- Tiga buah rumah hancur, diterjang banjir bandang Sungai Ciroyom, di daerah Sukarenah, Desa/Kec. Padaherang, Kab. Ciamis, Minggu (25/9) malam. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu, namun keluarga Ucung, Erus dan Oyo, asal Sukarenah, terpaksa harus mengungsi, setelah rumah mereka hancur diterjang banjir. Bupati Ciamis H. Engkon Komara, kepada "PR" Senin (26/9), mengemukakan, banjir bandang terjadi, karena daerah tangkapan hujan (hutan, -red.) di atas daerah Padaherang, rusak parah. Ketika hujan mengguyur di daerah itu selama dua hari, sejak Sabtu (24/9), tidak mampu menahan volume air. Akhirnya, semua air hujan langsung masuk ke sungai, hingga meluap sampai terjadi banjir bandang. "Banjir karena sungai yang ada di daerah Padaherang itu meluap. Bahkan, sebagian daerah Padaherang, tergenang air dengan ketinggian kurang lebih 50 cm. Namun situasi banjir itu, tidak berlangsung lama. Air hujan itu juga membawa lumpur, karena mengikis tanah gunung yang gundul," papar Engkon. Tiga buah rumah yang rusak, lanjutnya, yaitu yang jarak dengan daerah aliran sungai cukup dekat. Pada saat air bah datang, rumah tersebut tak mampu menahan tekanan air yang besar. Untungnya, para pemilik rumah sudah meninggalkan lokasi, ketika melihat air sungai mulai meluap. Camat Padaherang Iwan menambahkan, hingga kemarin, genangan air di daerah Padaherang, sudah turun. Banjir bandang sendiri, berlangsung cepat, saat sungai yang ada tak mampu lagi menampung air hujan. Puluhan rumah sempat terendam banjir, tapi tidak berlangsung lama. Sehingga, tidak ada yang mengungsi kecuali tiga keluarga yang rumahnya rusak, diterjang banjir bandang. Ketua Komisi III DPRD Ciamis, Martin yang ada di lokasi kejadian, mengemukakan, tiga rumah yang rusak, tidak mungkin untuk dibangun lagi. Ia malah menyarankan agar direlokasi ke daerah yang aman. Terlalu riskan untuk dibangun lagi, karena lokasinya memang berbahaya. Banjir bandang yang berlangsung di Padaherang ini, kata Mar-tin, kurang lebih berlangsung satu jam. Air bah yang datang juga menyeret pepohonan, dan sejumlah ternak milik rakyat. Kejadian ini, memang lebih disebabkan faktor lingkungan yang sudah rusak, katanya. Bupati Engkon sendiri minta kepada semua camat untuk siaga serta antisipasi berbagai kemungkinan munculnya bencana alam banjir serta longsor. Hal itu perlu diingatkan sehubungan sudah memasuki musim hujan. "Ciamis ini memiliki beberapa daerah titik rawan longsor dan banjir. Saya sudah minta camat yang berada di daerah rawan bencana, agar waspada terhadap gejala alam," pintanya.(A-97) Post Date : 27 September 2005 |