|
Bandung, Kompas - Lebih dari 300 rumah yang dihuni sekitar 900 jiwa di RW 02, RW 03, dan RW 10, Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Bandung, Jawa Barat, terendam air, Selasa (29/1). Hal itu akibat air Sungai Cipaganti meluap hingga setinggi 1,5 meter setelah hujan. Menurut Camat Cidadap Pepen Efendi, rumah yang kebanjiran berada di sekitar bibir Sungai Cipaganti dengan kontur curam. Jarak antar-rumah cukup dekat (rapat) dan wilayah itu sulit dijangkau kendaraan roda empat. Kami belum bisa mendirikan tenda pengungsian karena keterbatasan lahan. Sementara warga diungsikan ke masjid dan rumah warga yang diperkirakan aman dari banjir susulan, katanya. Menurut Komar, Ketua RT 01 RW 03, banjir kali ini lebih besar dari banjir sebulan yang lalu. Saat ini, katanya, ketinggian air naik 0,5 meter dan menyebabkan enam rumah permanen dan nonpermanen serta satu gedung olahraga rusak. Ia menduga hal itu akibat buruknya penyerapan air dan penyempitan sungai, menyusul pembangunan di kawasan Punclut, Bandung Utara. Mulai pukul 12.00 WIB Warsito (64), warga RT 10 RW 03 yang rumahnya roboh diterjang banjir, mengatakan, air sungai mulai meluap pada pukul 12.00 WIB. Sekitar pukul 13.00 ketinggian air meningkat hingga 1,5 meter. Tembok rumah saya tidak kuat menahannya dan akhirnya jebol, paparnya. Rumah Ny Eha (55), warga RT 10 RW 03 yang hanya berjarak 10 meter dari rumah Warsito, mengalami hal serupa. Dinding rumah yang hanya terbuat dari tripleks jebol. Sebagian perabotan rumah, seperti lemari, kasur, dan bantal, hanyut terbawa arus. Tangani bencana Wali Kota Bandung Dada Rosada kemarin menginstruksikan jajarannya untuk berkoordinasi menangani bencana. Aparat kewilayahan, seperti camat, lurah, hingga tingkat RT diminta segera membuat posko dan dapur umum. Selain itu, warga harus diungsikan dari bibir sungai sehingga, kalau terjadi banjir yang lebih besar lagi, tidak ada korban jiwa, katanya mengingatkan. Secara terpisah, petugas Satuan Koordinasi Pelaksana Penanganan Bencana Jawa Barat Fahmi Azhar menyatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menangani korban bencana. Kami antara lain membuat posko tanggap darurat dan evakuasi korban, ujarnya Menurut Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Klas I Bandung Hendri Surbakti, curah hujan saat ini sebenarnya tidak tergolong tinggi. Rata-rata antara 25-50 milimeter per hari. Namun, cuaca bisa saja lebih buruk di kemudian hari. Sebab, saat ini di beberapa wilayah Jawa, termasuk Jawa Barat, terbentuk awan Cumulus nimbus. Awan yang biasanya membawa petir dan angin kencang yang mengakibatkan curah hujan semakin tinggi, katanya. (MHF/CHE) Post Date : 30 Januari 2008 |