SUBANG, (PR).- Ratusan hektare tanaman padi siap panen yang tersebar di sejumlah dusun pada tiga desa di Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, diterjang banjir yang berasal dari luapan air Sungai Cilamaya, Selasa (28/9). Ketiga desa itu, yakni Desa Cilamaya Hilir, Cilamaya Girang, dan Rawameneng.
Berdasarkan pemantauan "PR", selain merendam sawah, air bah juga menggenangi ruas jalan Cilamaya-Balanakan serta ratusan rumah milik warga di tiga desa tersebut dengan ketinggian air 50-75 sentimeter.
Akibat banjir itu, para petani mengeluh karena khawatir tanaman padi milik mereka menjadi busuk dan tidak laku dijual. "Saya sebenarnya sudah merencanakan untuk memanen padi dua hari mendatang. Tetapi, malah keburu banjir," ujar Ismail, petani asal Desa Cilamaya Girang.
Hal senada dikatakan oleh petani dari desa yang sama, Komarudin. Ia mengakui, dia bahkan telah memanen sawahnya, tetapi tanaman padi yang telah disabit belum sempat dirontokkan.
Tanaman padi itu telah ditumpuk menjadi beberapa bagian, tetapi kini terendam oleh luapan air Sungai Cilamaya. "Saya khawatir padi menjadi busuk jika air tidak segera surut," katanya.
Ia mengatakan, luapan banjir telah menghapuskan harapannya untuk memperoleh keuntungan. Pasalnya, kata Komarudin, tanaman padi yang telah terendam banjir kadar air menjadi tinggi sehingga harganya bakal anjlok.
Kepala Desa Rawameneng, Kec. Blanakan, Adik L.F. Solihin mengatakan, genangan banjir yang berasal dari luapan Sungai Cilamaya telah merendam sedikitnya 200 hektare sawah di Desa Rawameneng. Padahal, tanaman padi itu telah mulai menguning dan siap panen.
"Saya merasa prihatin terhadap nasib petani. Sebelumnya, mereka telah habis-habisan melawan hama wereng agar tanaman padinya bisa selamat. Kini, setelah padi siap panen, malah tergerus banjir," katanya.
Solihin menjelaskan, selain meluluhlantakkan tanaman padi, genangan bajir juga telah merendam puluhan rumah di desanya. Saat ini, para penghuni rumah tersebut telah mengungsi ke rumah kerabatnya masing-masing.
Tanggul
Sementara itu, Camat Blanakan, Deni Setiawan, yang ditemui di lokasi banjir mengatakan, luapan air bah mulai menyergap persawahan dan permukiman warga sekitar pukul 11.00 WIB. Genangan air mengalir dari Dusun Kemurang dan Dusun Balok, Desa Cilamya Hilir, yang terletak di tepi Sungai Cilamaya.
"Saya mendapatkan informasi bahwa tanggul Sungai Cilamaya yang berada di wilayah Kab. Subang, ketinggiannya sudah mulai menipis. Akibatnya, ketika air sungai meluap, langsung luber dan mengalir ke permukiman serta areal persawahan," ucap Deni.
Pada kesempatan tersebut, Deni berharap Balai Besar Sungai Wilayah Citarum segera mengantisipasi hal itu dengan meninggikan kembali tanggul yang telah tipis. Jika hal itu dibiarkan, ribuan hektare tanaman padi di Kec. Blanakan bakal terus-menerus terancam bencana banjir.
"Pada musim awal hujan ini saja, Sungai Cilamaya telah tiga kali meluap. Padahal, musim hujan masih panjang dan intensitas curah hujan diperkirakan masih sangat tinggi pada bulan-bulan mendatang," tutur Deni. (A-106)
Post Date : 29 September 2010
|