Air Sumur Warga Tercemar Ecoli

Sumber:Koran Sindo - 26 Juli 2010
Kategori:Sanitasi

BANTUL (SI) - Kualitas air sumur milik warga Desa Wirokerten,Kecamatan Banguntapan buruk. Berdasarkan penelitian,air sumur di wilayah itu mengandung kadar ecoli melebihi ambang batas.

Berdasarkan penelitian mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) UGM, kadar ecoli mencapai 1500 cell.Padahal,kadar maksimum harusnya hanya 50 cell dalam 100 mili liter air. Sehingga bila air ini dikonsumsi akan sangat berbahaya, sebab, air yang mengandung bakteri ecoli jika dikonsumsi manusia dapat mengakibatkan gangguan pencernaan dan diare.

“Puluhan warga sempat mengeluhkan beragam ganguan penyakit akibat mengonsumsi air sumur tersebut.Yaitu,gangguan pencernaan, gangguan usus, dan diare,” papar Dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM Sarmin, saat mendampingi mahasiswa KKN-PPM LPPM UGM di Desa Wirokerten,kemarin. Sarmin menjelaskan dalam melakukan penelitian tersebut, pihaknya mengambil sampel pada empat sumur milik warga di Dusun Glondang,Kepuh Kulon,Grojogan, dan satu masjid di Desa Wirokerten.

Setelah melakukan serangkaian penelitian,termasuk uji laboratorium di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL) DIY hasilnya menunjukkan air sumur itu memiliki kandungan ecoli yang melebihi ambang batas. Untuk mengetahui apa penyebab utama penyebaran bakteri ecoli tersebut, apakah hanya di sumur atau di titik lain, pihaknya bersama dengan Puskesmas Banguntapan II, terus melakukan penelitian di sejumlah titik sumber air.

Penelitian sendiri akan lebih dipusatkan di setiap dusun yang berada di Desa Wirokerten. “Ini kami lakukan, karena, kami melihat di sejumlah wilayah Desa Wirokerten banyak kandangkandang ternak yang berdekatan dengan sumur warga,”terangnya. Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pengendalian Pencemaran Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bantul Agustarini mengatakan meskipun belum memantau langsung di lapangan, namun air sumur yang terlalu dekat dengan kadang ternak maupun septic tank memang cenderung mengandung bakteri ecoli dengan kadar tinggi.

Idealnya, jarak kandang dan septic tank dengan sumber air minimal 10 meter. “Bila kondisi tersebut yang terjadi, jelas sanitasi pemukiman di wilayah itu kurang memenuhi syarat-syarat kesehatan,”katanya . Solusi untuk menekan pencemaran bakteri ecoli ini,selain menjaga sanitasi lingkungan, warga setempat juga bisa menggunakan instalansi pengolah air limbah (IPAL) komunal.

“Untuk mengeliminir dampak tercemarnya air ini,sebelum mengkonsumsi air, terlebih dahul harus memanaskannya dalam suhu 100 derajat,”harapnya. Terpisah Ketua Fraksi Golkar DPRD Bantul Agus Subagyo mengatakan sangat prihatin dengan hal tersebut.

Untuk itu pihaknya mengharapkan agar pemkab segera melakukan tindakan cepat, sebelum nantinya ada endemik penyakit yang disebabkan bakteri ecoli ini.“Jika tidak segera diatasi, maka kondisi ini sangat membahayakan, terutama ancaman kesehatan bagi generasi mendatang,” tandasnya. (priyo setyawan)



Post Date : 26 Juli 2010