|
TANGERANG -- Petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang mengambil sampel air sumur. Sampel diambil dari sumur di Desa Sarakan, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang. ''Air tersebut mengandung bakteri Escherichia coli (E coli),'' ungkap Kabid Pemberantasan Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2P-PL), Dinkes Kabupaten Tangerang, Yuliah Iskandar, Kamis (23/6). Uji laboratoirum untuk mencari penyebab wabah muntaber di Kabupaten Tangerang itu dilakukan di Laboratoriom Kesehatan Daerah Serang, Banten. "Pada 8 Juni 2005, ketika ada korban meninggal dari Desa Sarakan, kami kemudian mengambil sampel air sumur di desa tersebut," kata Yuliah. Selain uji sampel air sumur, pihak Dinkes Kabupaten Tangerang juga mengambil sampel makanan dari penjual es keliling. Namun, hasilnya belum diketahui. Menurut Yuliah, bakteri E coli biasanya ada di kotoran manusia. Di beberapa desa tempat mewabahnya muntaber, rata-rata sanitasinya cukup buruk. Sebagian besar bibir sumur warga tidak berpelindung dinding di atas tanah. Pola buang hajat warga yang masih menggunakan empang atau membuang hajat di kebun, juga memicu penyebaran bakteri itu. "Tentu saja ketika turun hujan, kotoran tersebut bercampur dengan air dan juga terserap oleh sumur-sumur penduduk," terang Yuliah. Selama ini, warga menggunakan air sumur untuk mandi, memasak, membersihkan sayuran, bahkan digunakan untuk minum. Dari hal semacam itulah diperkirakan bakteri E coli itu masuk. Setelah diketahui ada bakteri E coli di air sumur, Dinkes segera meminta PDAM Tangerang menyuplai air bersih ke wilayah yang terserang muntaber. Inspeksi sanitasi juga dilakukan di 10 kecamatan. Hingga kemarin sore, jumlah penderita muntaber masih terus bertambah. Data dari Puskesmas Sepatan, Pakuhaji, dan Kedaung Barat, jumlah penderita muntaber telah mencapai 700 orang, terhitung sejak 1 Juni 2005. Jumlah meninggal 18 orang.(c32 ) Post Date : 24 Juni 2005 |