|
Bandung, Kompas - Pengeboran sumur artesis di wilayah Rukun Warga 05, Bukit Ligar, Kelurahan Cibeunying, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, menyebabkan debit air warga sekitar menyusut. Kejadian ini sudah berlangsung kurang lebih dua minggu. Pengeboran dengan kedalaman lebih dari 150 meter itu dilakukan oleh Koperasi RW 05 untuk menambah volume air bagi anggota koperasi yang berlangganan. Yuyu, warga RW 02 yang berbatasan dengan RW 05, mengaku heran dengan pengeboran yang mendadak itu. Di RW 02, lebih banyak yang tidak setuju. Ini yang kami permasalahkan, karena pengeboran itu telah menyebabkan air sumur menyusut dan kering, tutur Yuyu, Selasa (13/9). Menurut Mimin, warga RW 02, pengelola Koperasi RW 05 semula mengajak negosiasi dengan RT 04 RW 02 dan RT 05 RW 05. Setelah tak tercapai kesepakatan, hanya RT 05 yang diajak rapat. Hanya warga yang berjarak 100 meter saja dari titik pengeboran yang diajak rapat, tutur Mimin. Sementara itu, Daniel, anggota koperasi, menuturkan, dia tidak setuju dengan pengeboran di tengah taman yang merupakan fasilitas umum. Sudah berizin Nugraha, Kepala Unit Air Koperasi RW 05, menuturkan, pihaknya sudah memiliki izin dari Pemerintah Kabupaten Bandung. Pengeboran itu memang dilakukan di taman umum. Kita mendapat izin dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, tutur Nugraha. Sementara itu Suwito Adiwaluyo, bendahara koperasi, berpendapat, keluhan warga tidak beralasan. Kita ambil airnya di kedalaman lebih dari 150 meter, sumur warga hanya di 60 meter. Pengeboran sumur itu tidak berpengaruh terhadap susutnya air sumur warga. Ini menjelang kemarau, kata Suwito. (d03) Post Date : 14 September 2005 |