KOTA MUNGKID - Air sumur di delapan titik yang tak jauh dari aliran sungai yang berhulu di kaki Gunung Merapi dinyatakan tercemar bakteri coliform, sehingga tidak layak dikonsumsi.Demikian hasil penelitian Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) Yogyakarta.
Hal itu diungkapkan Bambang Sugiyanto, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Pengendalian Lingkungan, Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, kemarin.
Dikatakan, Dinkes akan segera mengadakan sosialisasi hasil penelitian di kawasan Merapi, agar masyarakat tidak meminumnya.
Karena air sumur yang diteliti, diambilkan dari delapan titik, meliputi dua titik di Dusun Klatak, Desa Banyudono, Kecamatan Dukun, tiga titik di Dusun Blangkunan Utara dan tiga titik di Dusun Blangkunan Selatan, Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid.
”Hasilnya, semua sampel air tersebut telah tercemar bakteri coliform dengan kadar melebihi batas normal,” ungkapnya.
Sampel air dari Klatak, kadar bakteri coliform mencapai 1.100/mililiter, jauh di atas angka standar yakni 50/mililiter. Sedangkan dari Bangkunan malah mencapai 2.400/milliliter.
Keruh
Air menjadi keruh atau berwarna kekuning-kuningan dan berasa seperti besi. Air yang sudah dalam kondisi seperti itu, dinyatakan tidak layak minum. Kecuali hanya untuk keperluan di MCK (mandi, cuci, kakus)
”Jika diminum, dikhawatirkan bisa menyebabkan gangguan pencernaan, diare bahkan bisa memicu daging tumbuh atau tumor,” tandas Bambang Sugiyanto.
Dinkes masih akan bekerja sama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Yogyakarta, mensosialisasikan teknologi tepat guna mengatasi air yang tercemar Fe (besi) dan coliform tersebut. (pr)
Untuk sementara solusinya, minta bantuan droping air bersih kepada pemerintah, atau memanfaatkan sumur atau sumber air lain yang tidak tercemar.(pr-15)
Post Date : 05 Agustus 2011
|