Air Sumur Bor Bantuan Gumaya Bau Amis

Sumber:Suara Merdeka - 07 Maret 2006
Kategori:Air Minum
SEMARANG - Air sumur bor bantuan Hotel Gumaya yang dibuat di Kampung Jayenggaten berbau amis dan mengandung pasir. Akibatnya, air sumur tersebut tidak bisa digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari baik mandi maupun cuci, apalagi untuk air minum.

Sumur bor itu merupakan kompensasi pihak hotel kepada warga Jayenggaten atas pencemaran akibat proses pembangunan hotel tersebut. Menurut rencana, sumur itu akan dibuat di beberapa rumah milik warga.

Namun, sebuah sumur bor yang baru dibuat di depan rumah milik Yatno, meski airnya jernih tetap berbau amis dan mengandung butiran pasir.

''Saya sudah melaporkan hal ini ke pihak proyek. Mereka minta saya untuk mengurasnya tiap hari. Namun, sudah seminggu lebih dikuras, tetap begini. Airnya berbau amis dan terdapat butiran pasir. Nggak tahu, kenapa begini? Saya berharap, pihak proyek mengupayakan agar airnya menjadi jernih,'' papar Yatno.

Menurut keterangan Ketua RT 7 RW 1, Kelurahan Kembangsari, Semarang Tengah Haris Kurniawan, kondisi itu membuat beberapa warga lain yang mendapat jatah sumur bor enggan menerimanya. Terlebih ditambah biaya pembelian pompa dan listrik yang harus mereka tanggung. ''Saya dengar, Pak Supar menolak dibuatkan sumur. Sementara itu warga yang lain, saya belum tahu,'' ucap Haris.

Pihaknya juga tidak tahu dari mana asal sumber bau amis tersebut. Padahal, lokasi sumur bor berada di depan rumah dan relatif jauh dari septict tank.

Manajer Proyek Pembangunan Hotel Gumaya Ir RA Herry Purwanto mengemukakan, bau pada air tersebut akibat kondisi sumur yang masih baru. Untuk itu, pihaknya akan menguras ulang. ''Kami telah memanggil pembuat sumur untuk mengurasnya. Setelah itu, akan kami lihat hasilnya, apakah masih berbau atau tidak,'' janjinya.

Herry lebih lanjut memaparkan, kondisi air tanah di Kampung Jayenggaten secara umum cenderung berbau amis. Pasalnya, pada kedalaman sekitar 12 meter terdapat lapisan cangkang kerang.

Itulah mengapa, pembuatan sumur bor dilakukan tidak lebih dari 10 meter. Kendati demikian, pada titik tertentu akan diperoleh sumber air yang baik.

Herry lebih lanjut mempersilakan warga yang ingin dibuatkan sumur bor untuk segera mendaftarkan diri. Pihaknya tidak melakukan pembatasan. Berapa pun yang diminta, pihaknya akan membuatkannya. (H6-56j)

Post Date : 07 Maret 2006