Air Siap Minum untuk 13.000 Pelanggan

Sumber:Surya Pos - 17 Februari 2010
Kategori:Air Minum

KEDUNGKANDANG-SURYA- PDAM Kota Malang terus mengembangkan zona air minum prima (ZAMP) yaitu air PDAM siap minum. Setelah kawasan yang disuplai dari tandon Mojolangu seperti kawasan Pondok Blimbing Indah (PBI), air PDAM siap minum dikembangkan ke kawasan yang disuplai dari tandon Dinoyo.

“Ada 13.000 pelanggan yang disuplai dari tandon air Dinoyo. Di antaranya kawasan Jl Ijen, Jl Kawi, Raya Langsep, Kasin, Sumbersari, dan Jl Gajayana,” kata Ir H Teguh Tjahjono, Direktur Teknik (Dirtek) PDAM Kota Malang kepada Surya, Selasa (16/2).

Teguh optimistis rencana penambahan zona air siap minum dari tandon Dinoyo akan tuntas 2010. Menurut Teguh, syarat untuk pengembangan ZAMP ini adalah jaringan di kawasan itu harus terisolasi dari jaringan daerah lain. “Kalau ada jaringan daerah lain, jelas ZAMP rawan terkontaminasi. Untuk ZAMP ini yang terberat adalah bikin isolasinya,” ujar Teguh didampingi Pjs Direktur Utama, Drs HM Jemianto SH MHum.

Diungkapkan Teguh, penambahan ZAMP ini dilakukan untuk meningkatkan layanan PDAM. Selain itu, saat ini harga peralatan untuk satu titik kran ZAMP menurun dari Rp 60 juta menjadi Rp 15 juta. ”Untuk 13.000 pelanggan nanti akan ada lima sampai enam keran ZAMP,” papar Teguh.

Ditanya bagaimana andai ada sekolah yang ingin swadaya membangun keran ZAMP, Teguh mempersilakan. ”Itu harapan kami, apalagi peralatannya makin murah,” jelas Teguh seraya menambahkan tidak ada perbedaan tarif ZAMP dan air PDAM biasa.

Selain penambahan ZAMP, PDAM Kota Malang juga akan mengandalkan gravitasi untuk mendistribusikan air ke pelanggan. Menurut Teguh, produksi dari sumber air itu dipompa terlebih dulu ke reservoir (tandon) dengan mesin pompa dan dari tandon kemudian didistribusikan ke pelanggan secara gravitasi. Sistem ini dinilai Teguh lebih efisien.

Guna meningkatkan layanan, produksi air yang selama ini hanya 16.000 m3 per hari akan ditingkatkan menjadi 25.000 m3 per hari dalam tiga tahun ke depan. Untuk penambahan produksi air ini membutuhkan biaya Rp 70 miliar. Biaya itu didapat dari pinjam ke bank secara bertahap yaitu Rp 30 miliar dan Rp 40 miliar. Dana itu antara lain digunakan untuk membangun tambahan tandon dan pipa jaringan.

Namun, penambahan itu akan dilakukan bertahap, pada 2010 ditambah 2.000 m3 dengan biaya Rp 5 miliar, 2011 ditingkatkan lagi sebanyak 3.000 m3, dan sisanya 4.000 m3 akan dilakukan pada tahun berikutnya. Dengan tambahan produksi air dan tambahan tandon ini, kawasan yang selama ini kucuran airnya kecil seperti Kebonsari, Sukun, Buring dan lainnya dijamin berubah lancar. ”Insya’Allah 2010 ini masalah ini akan dapat teratasi,” pungkas Teguh.ekn



Post Date : 17 Februari 2010