Air Sehat yang Menyehatkan

Sumber:Jurnal Nasional - 30 Desember 2009
Kategori:Air Minum

SUDAHKAH Anda dan keluarga meminum air yang sehat setiap harinya? Sering kali kita tidak mengetahui, apakah air yang kita minum setiap harinya adalah air yang layak untuk diminum. Apakah air putih yang kita minum sudah terbebas dari bakteri?

Untuk mengetahui apakah kita sudah mengonsumsi air minum yang layak setiap harinya, ahli hidrogeologi dari Universitas Gajah Mada (UGM), Dr Ir Heru Hendrayana mengatakan bahwa sumber air terbaik yang layak untuk diminum berasal dari mata air pegunungan vulkanik. Menurutnya, mata air pegunungan vulkanik memenuhi tiga syarat karakteristik sumber air tanah, yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.

"Jika air sudah memenuhi ketiga persyaratan ini, berarti air tersebut layak dan sehat untuk diminum," kata Heru beberapa waktu lalu di Jakarta.

Menurutnya, kuantitas air artinya dipengaruhi oleh curah hujan, siklus air, dan kondisi hidrogeologis area di sekitar sumber daya air tersebut. Sedangkan syarat kualitas air dipengaruhi oleh faktor alami (kondisi dan komposisi tanah dan bebatuan) maupun aktivitas manusia (pertanian, pencemaran rumah tangga, industri, dan lain sebagainya). Sedangkan syarat yang ketiga yakni kontinuitas air artinya yang memberi keseimbangan antara penggunaan dan pengisian ulang.

Indonesia merupakan daerah tropis basah dengan curah hujan yang relatif tinggi dan secara geologis terletak di daerah busur gunung api. Indonesia mempunyai lebih dari seratus gunung api aktif maupun nonaktif di mana secara geologis gunung-gunung api tersebut membentuk lapisan-lapisan batuan yang sangat kondusif untuk berperan sebagai sebagai akuifer.

Ia melanjutkan, air tanah kemudian akan tersimpan di dalam akuifer dengan kedalaman dari beberapa meter sampai dengan ratusan meter di bawah permukaan tanah, dan mempunyai waktu tinggal (residence time) dari beberapa hari sampai jutaan tahun. Selama pengalirannya, air tanah mengalami berbagai proses yang membuatnya mengandung berbagai macam mineral dan akhirnya mempunyai kualitas yang berbeda di setiap tempat.

"Proses alamiah air tanah kemudian ada yang muncul di permukaan dan disebut sebagai mata air. Mata air di pegunungan ini dianggap sebagai sumber air yang sempurna, baik kuantitas maupun kualitasnya. Debit mata air di pegunungan umumnya besar dan terus-menerus, karena di daerah ini umumnya merupakan daerah basah dengan intensitas curah hujan tinggi serta masih memiliki daerah tangkapan air yang relatif baik. Kualitas air yang didapatkan sangat baik, karena belum banyak dipengaruhi oleh berbagai aktivitas manusia yang dapat menurunkan kualitas air tanah," katanya.

Oleh karena itu, menurutnya, sumber mata air yang baik dan sempurna dan layak untuk dikonsumsi oleh makhluk hidup adalah berasal dari mata air pegunungan. "Kita semua tahu dan sangat berkepentingan secara langsung terhadap keberadaan sumber daya air di bumi kita ini. Air sebagai kunci kehidupan takkan tergantikan oleh zat lain, air adalah bagian tak terpisahkan dari makhluk hidup. Setetes air sehat akan memberikan kebaikan kepada alam beserta segala isinya," katanya.

Sementara ahli hidrogeologi dari Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta, Prof Dr Ir Sari B Kusumayudha, MSc mengatakan, siklus air sangat berperan penting untuk menjaga kuantitas dan kontinuitas air. Ia menjelaskan, terbentuknya air tanah bermula dari siklus hidrologi di mana awan tersusun oleh jutaan tetes kecil air, yang sangat ringan, sehingga tetesan ini dapat melayang di udara, kemudian terangkat oleh aliran udara hangat dari darat dan akhirnya dapat berubah menjadi air hujan yang jatuh ke bumi.

"Air tersebut meresap dan tersimpan ke bawah permukaan tanah yang kemudian karena pengaruh gaya gravitasi, bergerak secara vertikal menembus lapisan-lapisan tanah hingga mencapai zona jenuh air dan akhirnya tersimpan di dalam lapisan batuan pembawa air. Inilah yang disebut dengan akuifer," kata Sari.

Menurutnya, air menempati hampir dua pertiga dari luas permukaan bumi, dan memberi warna biru ketika bumi dipandang dari ruang angkasa. Jika dilihat dari sisi distribusi air global, volume air laut lebih kurang 97,2 persen, dan air tawar sekitar 2,8 persen. Dari jumlah air tawar yang ada di bumi, 2,41 persen di antaranya berupa es di kutub, dan 0,61 persen berupa air tanah.

"Sisanya dibagi menjadi air permukaan, air pelembab tanah, dan air tawar agar dapat memenuhi syarat minimum yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan di bumi. Oleh karena itu, dari sekian banyak sumber air, yang harus diutamakan penjagaan kualitasnya ialah air yang berasal dari bawah tanah. Karena air tanah menjadi sumber utama elemen kehidupan manusia," katanya menjelaskan. Vien Dimyati



Post Date : 30 Desember 2009