Air PDAM tidak Mengalir,Warga Perumahan Demo

Sumber:Pikiran Rakyat - 11 Oktober 2007
Kategori:Air Minum
CIREBON, (PR).-Puluhan ibu-ibu dan anak-anak warga Perumahan Griya Sunyaragi Permai (GSP) Kota Cirebon menggelar demonstrasi ke kantor PDAM Kota Cirebon, Rabu (10/10). Menurut warga, aksi tersebut dilakukan sebagai puncak kekesalan akibat air tidak mengalir selama dua minggu.

Selain membentangkan spanduk berisi tuntutan agar air segera mengalir, ibu-ibu juga membawa ember berisi cucian kotor sambil mengalungkan handuk ke leher sebagai simbol langkanya air.

Sedangkan anak-anak, kebagian menggelorakan semangat ibu-ibu dengan berorasi secara bergantian. Sementara ibu-ibu berdemo dan anak-anak berorasi, empat orang perwakilan Bapak-bapak diterima Direksi PDAM untuk melakukan negosiasi.

Menurut Ny. Tias (40) warga GSP blok J, sebenarnya kelangkaan air bersih di perumahan elite yang dihuni banyak pejabat baik eksekutif maupun legislatif, sudah berlangsung tiga bulan ini. Selama tiga bulan, air hanya keluar pada saat malam hari, itupun hanya selama tiga jam dan volumenya kecil.

Untuk keperluan MCK, warga terpaksa rela antre berjam-jam di musala terdekat. Krisis air bersih semakin parah dua minggu belakangan ini dengan tidak mengalirnya air sama sekali.

Menurut warga, akibat krisis air yang berkepanjangan tersebut, tidak jarang memicu konflik horisontal antarwarga yang berebut air bersih. "Pokoknya suasana tidak nyaman. Sudahlah kami harus begadang untuk bisa menampung air, lagi puasa, cuaca sangat panas, sehingga emosi warga gampang meledak karena rebutan air," katanya.

Bahkan, beberapa kali mesin pompa air di musala meledak karena terlalu panas, akibat terus-menerus digunakan untuk memenuhi keperluan air warga sekitar.

Sudah beberapa hari ini, sejumlah warga terpaksa mengungsi ke rumah saudaranya karena tidak tahan lagi dengan kondisi tersebut. "Saya yang termasuk mengungsi ke rumah saudara. Habis bagaimana lagi, air tidak ngocor sama sekali, sumur tidak punya, kalau harus antre terus capek dan uang tersedot untuk membeli air," katanya.

Simulasi

Menurut para pengunjuk rasa, akibat kondisi tersebut sejumlah warga yang mampu, akhirnya membuat sumur tanah. Namun, air dari sumur itu pun hanya bisa digunakan untuk MCK karena airnya bau dan berwarna kecokelatan.

"Kalau mereka yang kaya mungkin bisa langsung membuat sumur artesis untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus. Sedangkan untuk makan minum tetap harus membeli. Namun bagi kami orang biasa, kondisi itu semakin membebani," katanya.

Sementara itu, Dirut PDAM Dra. Hj. Dharliana, M.M. usai negosiasi mengatakan, pihaknya akan segera menuntaskan upaya simulasi untuk menanggulangi keluhan yang sama di beberapa titik. Sementara simulasi belum selesai, PDAM akan memasok air bersih setiap hari dengan tangki.

"Kondisi seperti ini selalu terjadi setiap kali musim kemarau. Namun, kami selalu berupaya meminimalisasi dengan simulasi untuk menanggulanginya," kata Dharliana didampingi Direktur Teknik Ir. Sri Supanti. (A-92)



Post Date : 11 Oktober 2007