|
SURABAYA-- Dalam beberapa hari ke depan, warga Surabaya diminta tak mengonsumsi air produksi PDAM. ''Air produksi kami tidak layak komsumsi karena dikhawatirkan berbahaya bagi tubuh manusia,'' kata Humas PDAM Sunarno. ''Kalau buat mencuci dan mandi masih bisa. Tapi, kalau dibuat minum, jangan dulu karena belum layak,'' lanjutnya. Sejak Senin sore lalu, kualitas air sungai sebagai bahan baku air PDAM menurun. Sebab, ada perubahan debit air secara mendadak di hulu sungai sejak hujan turun kali pertama. ''Debit air naik, tapi airnya keruh,'' kata Sunarno. Selain itu, lanjut dia, ada indikasi, ada pabrik yang membuang limbah ke sungai memanfaatkan kesempatan turunnya hujan. ''Dengan harapan limbah itu luruh bersama air hujan. Namun, ya tetap saja mencemari air sungai'' terangnya. Indikasi pencemaran itu berdasarkan analisis yang dilakukan PDAM. Organik di air baku cukup tinggi. Jika normalnya 10 ppm, Senin sore lalu menjadi 25 ppm. ''Akibatnya, air berwarna dan berbau,'' terangnya. Selain itu, jumlah oksigen terlarut dalam air menjadi 0,4 ppm. Normalnya, di atas 4. Hal itu mengakibatkan air berbau. ''Dengan tingkat kadar oksigen seperti itu, mikroba banyak yang mati. Ikan-ikan kemarin juga sempat mabuk,'' katanya. Dampaknya, air PDAM berwarna kuning kehijau-hijauan dan berbau amis. Kualitas air pun turun. PDAM berupaya secepatnya menormalkan produknya. Antara lain, dengan memberikan klor dalam jumlah lebih besar di mesin pengelolaan air. Tujuannya untuk mengurangi tingkat kekeruhan dan bau amis air. Menurut perhitungan PDAM, kualitas air akan berangsur pulih. Produksi air di Karang Pilang 1 dan 2 berangsur-angsur telah kembali normal. ''Tadi sore di instalasi itu sudah kembali normal,'' kata Sunarno. Sedangkan, untuk instalasi di Ngagel 1 dan 2, diharapkan mulai normal tadi malam. Dengan demikian, dalam waktu dekat air PDAM diharapkan bisa segera dikonsumsi. Atas nama PDAM Sunarno meminta maaf kepada masyarakat Surabaya atas persoalan tersebut. Kapan air PDAM bisa diminum? ''Jika pelanggan merasa air sudah jernih dan tidak berbau, bisa diminum. Tapi, selama masih amis dan berwarna, lebih baik jangan diminum,'' jelas dia. Jika hari ini air PDAM masih berbau atau berwarna, diharapkan segera memberitahukan ke pihaknya. ''Pasti kami akan tindak lanjuti,'' katanya. Sunarno juga meminta agar pabrik-pabrik tidak membuang limbahnya ke sungai. Sebab, dampaknya sangat merugikan masyarakat luas. ''Kami tidak ingin kasus ikan-ikan mati di sungai Surabaya terulang terus sepanjang tahun. Terutama, ketika musim hujan datang,'' ujarnya. Karena itu, dia meminta masyarakat turut mengawasi pabrik-pabrik di sepanjang sungai agar tidak membuang limbahnya sembarangan. ''Kita jaga bersama-sama,'' imbuhnya. (kit/cfu) Post Date : 29 Oktober 2008 |