|
SURABAYA – Warga harus menggunakan pompa air agar aliran PDAM bisa masuk rumah. Air yang mengalir itu berlumpur dan berbau menyengat. Muhammad,salah satu warga Benowo menuturkan,dirinya baru bisa menyedot air dengan pompa sekitar pukul 03.00 WIB. Padahal sejak pukul 18.00 WIB ia sudah berusaha keras untuk mendapatkan air untuk anaknya mandi.Tapi air baru bisa disedot sekitar pukul 03.15 WIB. ”Tapi saya kaget ketika air bercampur lumpur. Parahnya lagi bau air itu menyengat dan tak bisa saya tahan.Waktu memasukan air ke bak, saya memakai pelindung hidung dari kain untuk menghilangkan bau menyengat,” ujar Muhammad kemarin. Air yang berhasil disedot dimasukan ke bak mandi untuk esok paginya dipakai sang istri maupun anaknya mandi. Tapi, sekali lagi ia harus kaget karena pulu 06.30 WIB, kondisi air masih saja campur dengan lumpur. ”Jadi lumpurnya nggak bisa mengendap.Makanya air berwarna coklat dan bau menyengat seperti kaporit tetap ada,”tegasnya. Melihat kondisi air yang tak layak dipakai untuk mandi, ia akhirnya memutuskan untuk membeli air galon untuk mandi. Langkah yang mengeluarkan kocek mahal itu tetap diambil daripada anaknya mandi dengan air lumpur dan berbau. ”Daripada dipaksakan mandi pakai lumpur,makanya beli air galon saja untuk mandi hari ini,”jelasnya. Kondisi yang sama juga dialami oleh Ilham Wijaya.Warga Jalan Kalianak itu tetap tak bisa memperoleh air meskipun PDAM menjanjikan kalau air bisa masuk ke rumah warga pukul 18.00 WIB.Sampai kemarin, air yang diharapkan tak juga mengalir. Kebetulan rumahnya tak memiliki pompa air, sehingga air yang diharapkan tak juga datang. ”Kalau saya sih nggak mandi tak apa-apa, tapi anak dan istri saya sudah mulai ngomelngomel terus karena tak bisa mandi,”jelasnya. Ia tetap berharap PDAM segera menyelesaikan relokasi pipa di Balongsari Tama.Kalau air tak juga lancar, maka pelanggan kesulitan untuk menjalani aktivitas sehari-hari. ”Rasanya tiap hari nggak enak kalau tak mandi. Bau badan juga bau tak enak,”keluhnya. Relokasi pipa PDAM sendiri kemarin sudah selesai. Mereka langsung menghidupkan Instalansi Pengolahan Air Minum (IPAM) Karangpilang II.Artinya, distribusi aliran air PDAM ke saluran rumah yang sempat mampet, kini sudah kembali normal. ”Pengerjaannya sudah selesai sekitar pukul 22.00 WIB.Setelah kita cek tidak ada retakan pipa atau sambungan yang bocor, lalu kita tes dan tidak ada kendala. Setelah itu, IPAM II langsung kita buka 100%,”ujar Direktur Operasional PDAM Surabaya Tatur Djauhari. Ia melanjutkan, meski sudah mengalir normal,aliran air PDAM ke rumah-rumah warga selaku pelanggan memang masih belum sejernih sebelumnya. Airnya masih lumayan keruh karena ada endapan yang ikut mengucur. Utamanya di kawasan yang hingga kemarin masih mampet seperti Sukomanunggal, Darmo Satelit, Benowo dan sekitarnya. ”Kalau dikalkulasi, air yang masih keruh sekitar 1.000 pelanggan saja.Tapi itu pun tak lama. Kejernihan air sudah 95%. Karena kan sebelumnya yang mampet sebagian kecil dari total jumlah pelanggan,”katanya. Molornya pengerjaan relokasi pipa PDAM di Balongsari Tama, membuat PDAM Surabaya menjadi sasaran hujatan warga selaku pelanggan yang merasakan langsung mampetnya air kran di rumah mereka. Tatur sendiri mengaku nyaris tidak tidur selama dua hari karena harus memantau pengerjaan relokasi pipa di lokasi. Dirinya juga ikut menjadi sasaran kekecewaan pelanggan yang kesulitan mendapatkan air.Warga menganggap PDAM ingkar janji karena pengerjaan yang seharusnya selesai pada Minggu (21/10) siang, ternyata baru selesai Selasa (23/ 10) malam. aan haryono Post Date : 25 Oktober 2012 |