|
SEMARANG, KOMPAS - Sejumlah warga Jalan Erlangga Raya, Kecamatan Semarang Selatan, Jumat (24/11), mengeluhkan air Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal Kota Semarang yang tidak mengalir selama hampir satu bulan. Mereka terpaksa meminta air ke tetangga atau membeli air dengan harga Rp 1.000 per jeriken. Widya Wijayanti (52), salah seorang warga, mengatakan sudah sebulan ini terpaksa membeli air. Setiap dua hari ia harus membeli sekitar 20 jeriken air atau sekitar Rp 20.000. Air ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, memasak, dan mencuci. "Saya sudah melapor ke PDAM, tetapi sampai sekarang belum ada tindakan. Saya coba telepon ke bagian gangguan tapi tidak diangkat- angkat. Sesudah saya hubungi orang di bagian distribusi, mereka bilang sedang dicari penyebabnya. Saya mau menunggu sampai kapan," kata dia. Ia mengatakan, kejadian ini sudah pernah terjadi sebelumnya. Oleh karena itu, ia berencana mengadukan hal ini ke Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) bila dalam waktu dekat belum ada perbaikan. Budi (40), warga lainnya, mengatakan, sudah lebih dari satu bulan air di kontrakannya tak mengalir. "Saya terpaksa meminta air ke tetangga. Untung kebutuhan air saya tidak terlalu besar, hanya untuk air kamar mandi saja," kata dia. Warga di Kecamatan Banyumanik hingga Jatingaleh sudah tiga hari hingga Jumat kemarin juga tidak mendapatkan pasokan air PDAM. Menurut Ariesta, penghuni kos di Jalan Ngesrep Timur V/Dalam II, aliran air PDAM mati sejak hari Rabu. "Sebelumnya, air PAM mengalir tetapi sangat kecil," ujar dia. Sebagai gambaran, untuk mengisi satu ember isi 20 liter dibutuhkan waktu hingga dua jam. Untuk mandi sehari-hari, ia menumpang di gereja setempat. Ny Siswanto, pemilik warung di Jalan Ngesrep Timur V Gg Mulia, mengatakan, dua hari tidak mandi. Tandon airnya diprioritaskan untuk keperluan warung. Penyumbatan Menurut Kepala Humas PDAM Tirta Moedal Kota Semarang Lilik Indarto, macetnya aliran air di wilayah Jalan Erlangga bisa saja disebabkan adanya penyumbatan dalam pipa. Untuk mencari penyebabnya dibutuhkan waktu yang relatif lama lantaran masih menggunakan cara konvensional. "Lagipula tanah di Jalan Erlangga sudah beberapa kali ditimbun. Jadi semakin sulit untuk mencari letak penyebabnya. Kalau sudah ditemukan penyumbatannya kan segera dibongkar," kata dia. Adapun macetnya aliran air di Banyumanik-Jatingaleh karena ada pemasangan instalasi pengukur di Ungaran, Kabupaten Semarang. Meski pemasangan instalasi itu telah kelar Rabu kemarin, perlu waktu beberapa hari agar air bisa mengalir lagi. (ab1/ich) Post Date : 25 November 2006 |