|
Martapura, BPost Para pelanggan PDAM Intan Banjar di Martapura, Banjarbaru dan sekitarnya mengeluhkan kualitas air yang cenderung keruh, sehingga dianggap kurang layak untuk dikonsumsi meski pun sudah dimasak. Seperti yang diungkapkan Amah, warga Martapura yang mengaku air leding di tempatnya keruh. Meski telah dimasak, airnya tetap keruh dan penuh geladak. Hal senada diungkapkan Rida, warga Banjarbaru. Air PDAM keruh, untuk kumur-kumur saja tidak berani menggunakan air tersebut. Air yang ada di-tandak-kan dulu biar geladak-nya turun ke dasar bak. Barulah airnya dimanfaatkan untuk memasak dan keperluan lainnya. Sementara Dulah, warga Martapura mempertanyakan perbaikan pipa leding di kawasan Jl Pisangan Pesayangan justru merusak bagian jalan yang baru diaspal. "Jl Pisangan sebenarnya baru sebulan lalu diaspal. Tetapi, ketika ada perbaikan pipa leding oleh petugas PDAM, bekas galian ditimbun begitu saja, sementara aspalnya dibiarkan terkelupas. Mestinya, bekas galian itu diaspal kembali," ujarnya. Adanya rencana kenaikan tarif PDAM di satu sisi masih memiriskan warga, sebab layanan PDAM Intan tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas air yang diproduksinya. Direktur Umum PDAM Intan, Madi Karyono ketika dihubungi Rabu (26/7) membenarkan rencana kenaikan tarif air bersih. Cuma berapa kenaikannya masih dihitung. Untuk kelas rumah tangga tarifnya masih Rp800 per meter kubik. Tarif niaga Rp1.650 per meter kubik. Di daerah lain seperti Tanjung, tarif untuk rumah tangga sudah Rp1.000 per meter kubik. Nah, tarif di Banjarbaru dan Banjar akan kita sesuaikan, tidak terlalu tinggi namun tidak juga rendah, paparnya. Disinggung apakah kenaikan tersebut berkaitan dengan masih meruginya perusahaan sebesar Rp8,05 miliar, Madi tidak membantahnya. adi Post Date : 28 Juli 2006 |