|
Bangli (Bali Post) - Tiga bulan air tidak mengalir, seorang warga Desa Bunutin, Bangli I Wayan Sutata, Kamis (15/9) kemarin mengamuk di kantor Desa Tamanbali. Dia merasa kesal dan merobek rekening pembayaran PDAM Bangli di hadapan petugas lantaran merasa dirugikan karena sudah tidak kebagian air, malah disuruh membayar angin. Perobekan itu pun diadukan petugas PDAM di Kantor Kepala Desa Tamanbali pada Babin Kamtibmas setempat. Kepala Desa Tamanbali A.A. Anom Ariawan, S.Pd. yang dimintai konfirmasi membenarkan kejadian itu. Dia juga mengakui hingga kini kucuran air bersih untuk Tamanbali tersendat- sendat. Kejadian itu pun sempat dikeluhkan warganya. Namun, tak kunjung ditindaklanjuti PDAM. Meski Sutata merupakan warga desa tetangga setidaknya kejadian yang sama juga menimpa warga Tamanbali. ''Warga sempat mengadukan hal itu ke PDAM. Sayang tak digubris,'' ujarnya. Terkait tersendat-sendatnya air PDAM di Tamanbali, Ariawan menduga diakibatkan tidak adilnya pembagian air. Di mana jatah air kedua desa ini dialirkan untuk kepentingan pelanggan di sekitar Kota Bangli. Pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Desa Bunutin sebagai antisipasi munculnya tindakan yang lebih anarkis. Hasil koordinasi sementara menyatakan kedua kepala desa sepakat menyampaikan fakta di lapangan kepada PDAM Bangli, agar segera menyikapi kejadian ini. Jangan sampai gara-gara persoalan air mengundang masalah baru lagi di Tamanbali. ''Kami tidak ingin terus mendapat masalah yang dapat memancing situasi panas,'' harapnya. Direktur PDAM Bangli, Ir. I Nengah Sudarma, tidak bisa dimintai konfirmasi atas hal itu. Namun, seorang staf PDAM setempat Ida Bagus Radnyana mengakui terjadi penurunan debit air sejak Juni hingga saat ini di Tamanbali dan Bunutin. Radnyana membantah penurunan debit ini adalah rekayasa PDAM untuk mengalihkan jatah air ke kedua desa itu untuk keperluan pelanggan di Kota Bangli. ''Sesungguhnya pembagian air untuk Kota Bangli telah kami lakukan sejak lama, namun bukan itu penyebab menurunnya debit air ke Tamanbali dan Bunutin,'' ungkap Radnyana. Ia juga mengatakan pihaknya sempat didatangi sekitar 12 orang warga Bunutin. Mereka mempertanyakan tersendatnya aliran air. Namun, pihaknya tidak bisa berberbuat banyak, karena sebuah valf di selatan toko bangunan Nusa serta sebuah bak penampungan air di lingkungan Petak mengalami kerusakan. (kmb17) Post Date : 16 September 2005 |