|
(PR).- Sejumlah desa di kawasan pantai utara Jawa Barat, diterjang air pasang (rob) dari Laut Jawa, Sabtu (22/12). Akibatnya, sekitar 1.700 rumah dan ratusan hektare tambak terendam. Wilayah Kec. Tirtajaya dan Cibuaya Kab. Karawang merupakan daerah yang paling parah dilanda rob, dengan kerugian materi ratusan juta rupiah. Di dua kecamatan tersebut, ratusan hektar tambak dan 1.500 rumah terendam air pasang setinggi 1 meter. Menurut Kades Sedari Kec. Cibuaya, Ny. Rosmirah, air pasang sebenarnya sudah melanda desanya sejak tiga hari terakhir. Namun, air pasang yang terjadi kemarin lebih besar sehingga banyak rumah dan tambak yang terendam. "Air pasang melanda enam dusun di desa kami yakni Dusun Tirtasari, Kalangsari, Tanjungsari, Neglasari, Telarsari, dan Jayasari. Selain menenggelamkan tambak, air pasang juga merendam rumah ibadah, sekolah, dan infrastruktur jalan," kata Rosmirah. Menurut dia, air pasang menggenangi permukiman warga mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Setelah itu, air kembali surut. Meski begitu, air pasang tersebut sempat membuat warga panik. Mereka berupaya menyelamatkan barang-barang berharga miliknya ke tempat yang lebih tinggi. "Yang lebih menyedihkan, air pasang menghanyutkan ikan bandeng di tambak-tambak," kata dia. Rosmirah mengatakan, meluapnya air laut hingga ke rumah-rumah penduduk sudah terjadi sejak sepuluh tahun terakhir ini. Biasanya banjir yang melanda Desa Sedari merupakan air kiriman dari hulu sungai. Dua desa terendam Air laut pasang juga menerjang dua desa di Kec. Tarumajaya Kab. Bekasi yakni Desa Segarajaya dan Samudrajaya. Di kedua desa tersebut, lebih dari 200 rumah terendam. Peristiwa ini merupakan kali kedua setelah pasang air laut terjadi akhir November lalu. Limpahan air laut kemarin mencapai ketinggian satu meter sehingga merendam rumah warga. Namun, sejam kemudian genangan air pun menyurut. Air pasang laut tidak hanya menggenangi rumah warga, tetapi juga menggenangi tambak udang dan bandeng, serta sawah. Jarak rumah warga dan tambak bandeng hanya sekitar 30 meter dari bibir pantai. Menurut Aminah (36), warga Desa Segarajaya, air laut mulai naik sekitar pukul 8.00 WIB. Hujan deras yang turun terus menerus sejak Jumat (21/12) malam, mempercepat naiknya permukaan air. Di beberapa rumah yang lokasinya lebih rendah, air mencapai sepinggang orang dewasa. Menurut Camat Tarumajaya, H. Effendi, kondisi di wilayahnya masih normal pada hari sebelumnya. Namun, kemarin air pasang sempat menggenangi rumah warga. "Itu pun hanya sebentar," katanya. Effendi mengaku belum memiliki data jumlah rumah yang terendam. Meski banjir hanya merendam rumah warga sesaat, ia tetap meminta warganya berjaga-jaga. Hal itu sehubungan dengan peringatan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), bahwa pasang air laut diperkirakan mencapai puncaknya antara 22 Desember 2007 hingga 26 Desember 2007. Palabuhanratu normal Sementara itu, gelombang laut di kawasan pantai selatan Teluk Palabuhanratu Kab. Sukabumi hingga pukul 17.00 WIB kemarin masih normal. Meski angin berembus cukup kencang, para nelayan tetap melaksanakan aktivitas mencari ikan di kawasan teluk. Komandan Pos Angkatan Laut Palabuhanratu, Letda Hery yang dihubungi melalui telefon menyebutkan, permukaan laut sedikit naik, demikian juga dengan kecepatan angin. Namun, situasi seperti itu hampir setiap saat terjadi di Teluk Palabuhanratu, sehingga tidak membuat panik warga di pesisir pantai. Namun, di Kampung Gunung Sumbing RT 04 dan 05 RW 15, Desa Citepus Kec. Palabuhanratu, lima rumah warga rusak berat akibat dihantam luapan air Sungai Cipalabuhan. Selain itu, dua rumah rusak ringan dan empat lainnya terancam. Musibah ini terjadi Jumat (21/12) malam, menyusul hujan deras yang turun selama lebih dari lima jam di kawasan tersebut. Salah seorang korban, Ujang Supendi menyebutkan, sejak siang hari, kawasan Palabuhanratu diguyur hujan deras. Volume air Sungai Cipalabuhan pun naik satu hingga dua meter. Akibatnya, dam sungai itu jebol di beberapa titik, sehingga airnya meluap. (A-82/A-106/A-153) Post Date : 23 Desember 2007 |