|
Semarang, Kompas - Banjir pasang yang setiap hari menggenangi kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, menyebabkan aktivitas bongkar muat terganggu. Para sopir truk juga mengeluhkan komponen kendaraan yang sering rusak dan keropos karena terendam air laut. Jono (25), sopir truk yang mengangkut 20 ton pupuk mengatakan, banjir pasang terjadi mulai pukul 14.00 dan merendam pelabuhan pemberangkatan di Pelabuhan Tanjung Emas, Minggu (6/4). Dia harus memundurkan jadwal bongkar muat agar pupuk muatan truknya tidak rusak. "Terpaksa dinaikkan ke kapal besok pagi, tidak bisa hari ini," kata Jono. Banjir pasang biasanya akan surut sekitar pukul 19.00. Namun, seluruh pupuk itu gagal dinaikkan ke kapal karena hari mulai gelap sehingga Jono takut terjadi kesalahan penghitungan jumlah zak pupuk. Jono terpaksa mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp 20.000 untuk biaya parkir truk dan kebutuhan di pelabuhan. "Banjir pasang setiap hari setinggi 20-50 sentimeter membuat mesin cepat rusak. Dalam empat bulan, saya mengganti rem dan kampas rem karena selangnya keropos terendam air. Komponen kendaraan seperti as dan per cepat keropos," kata Jono. Keluhan serupa mengemuka dari Parwo (37), sopir truk asal Kalibaru, yang siang itu berada di pelabuhan untuk mengganti kumparan per dan rem yang keropos. Riyadi (40), koordinator pemasok sayur tujuan Kalimantan mengatakan, tidak lancarnya aktivitas bongkar muat di pelabuhan menyebabkan kerugian besar. (A08) Post Date : 07 April 2008 |