|
Minum air bak mandi. Siapa takut?. Di negara-negara maju, warga sudah lazim meneguk air ledeng langsung tanpa direbus. Di Indonesia, bisakah? Bisa. Bahkan air bak mandi sekalipun! Adalah larutan sodium hypochlorite (LSH) yang memungkinkan warga di negara-negara maju tadi kelak Indonesia menikmati air minum langsung dari kran. Berinisial kimia NaOCL, larutan itu memiliki kemampuan kuat memberangus kuman-kuman, sekaligus memurnikan air. Sebanyak 1,5 juta botol LSH (ukuran 100 ml) dibagi-bagikan di Aceh setelah bencana tsunami. Sebelumnya LSH ditebar pula Timor Barat menyusul bencana banjir besar di sana. Di Aceh Besar, risiko pencemaran air minum berkurang 47 persen setelah dicampur LSH. Menurut Control for Disease Control (CDC), penurunan penderita diare di Aceh Besar dilaporkan mencapai 85 persen. ''Kemampuannya setara dengan kobaran api (80-100 derajat Celcius). Saat dicampur ke dalam air, larutan ini langsung 'membakar' kuman-kuman,'' terang Rieneke Rolos, deputi Direktur PT Aman Tirta, Selasa (28/2). ''Daya kerjanya pun cepat. Dalam hitungan menit, air langsung steril dan layak minum,'' lanjutnya. Aman Tirta adalah pihak yang ditunjuk untuk memproduksi LSH di Indonesia. Selama setahun, CDC di Atlanta, Amerika Serikat (AS), melakukan riset untuk mencari LSH yang paling kompatibel dengan jenis air di Indonesia. Produk hasil kerja sama dengan USAID ini diluncurkan kemarin (28/2) di kantor Menko Kesra. Hadir dalam acara itu, Dubes AS untuk Indonesia, Lynn Pascoe. Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari, menyatakan produk ini bisa menjadi alternatif solusi penyediaan air minum yang higienis. Tak terkecuali air bak mandi. Setelah ditetesi LSH, air dari bak mandi pun sudah layaknya air kemasan siap minum. Teknologi baru? Sebetulnya tidak juga. Dalam bentuk bubuk, sodium hypochlorite telah digunakan puluhan tahun untuk menjernihkan air ledeng. Kita mengenal bubuk ini dengan nama kaporit. Tapi, LSH memang agak berbeda ketimbang kaporit. Ia berbentuk cairan tetes. Dalam bentuk cair, LSH memiliki kemampuan berlipat membunuh kuman. LSH sendiri adalah larutan garam tak stabil. Ia biasa digunakan untuk proses bleaching dan disinfektasi. Di dalam air (H2O), senyawa NaOCL memiliki kemampuan mengoksidasi dalam skala tinggi. Ia efektif membunuh lebih dari 15 jenis bakteri dan empat jenis virus dalam sekali kontaminasi dalam tempo kurang dari satu jam. ''Terutama, bakteri penyebab diare (Escherichia coli),'' terang Rieneke. Efek paparan NaOCL, imbuhnya, setara dengan kobaran api saat terpajan senyawa organik tadi. Saat ini, kata Menkes, ada lebih dari 100 juta warga Indonesia yang tak memiliki akses terhadap air minum yang aman. ''Padahal penyakit yang ditimbulkan dari air amat banyak, mulai dari diare hingga kolera. LSH yang dipasarkan di Indonesia mengandung 1,25 persen sodium hypochlorite. Dengan konsentrasi ini, tiga mililiter LSH dapat memurnikan 20 liter air agar siap minum. Seratus mililter LSH cukup untuk memurnikan 600 liter air. Bagaimana menyulap air siap minum? Teteskan LSH sesuai takaran. Aduk selama 30 detik. Tunggu selama 30 menit. Setelah itu, semua jenis air bening air ledeng, air bak mandi, bahkan air sumur yang telah ditetesi LSH tadi, sudah dapat langsung direguk. ''Tanpa direbus sama sekali,'' kata Siti Fadilah. Meski begitu, Rieneke menambahkan air adukan sebaiknya didiamkan selama semalam (kira-kira 12 jam). Alasannya, kata dia, air adukan kerap masih meninggalkan bau tak sedap (bau kaporit) kendati dapat langsung dikonsumsi dalam tempo 30 menit. Selain itu, tak semua jenis air dapat disulap menjadi air siap minum. ''Air-air keruh, seperti air sungai, tentu akan sulit,'' papar dia. Alasannya, air keruh tak hanya mengandung senyawa organik (bakteri dan virus), tapi juga partikel-partikel kotoran. LSH memiliki sifat oksidasi yang amat tinggi. Ketika berkontaminasi air keruh, ia akan terlebih dahulu menyingkirkan partikel kotoran untuk menjernihkan air. Setelah itu, barulah LSH berkonsentrasi membunuh kuman. ''Namun power-nya sudah berkurang. Sehingga tak efektif lagi,'' terang Rieneke. Tapi, betulkah air ledeng atau air bak mandi bisa langsung diteguk setelah ditetesi LSH? Bagi yang belum terbiasa, cara ini terkesan 'menakutkan' memang. Tak usah khawatir. Sebab, program bernama Safe Water System (SWS) ini telah diterapkan di 25 negara di dunia. Indonesia adalah negara ke-20. Dikembangkan CDC Amerika pada 1992, program ini mulanya ditujukan untuk menurunkan diare di 19 negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Nama LSH berbeda-beda di setiap negara. Di Indonesia, disebut 'Air Rahmat' (singkatan Air Murah, Mudah, dan Hemat). Produk ini akan dijual dalam kemasan 100 mililiter untuk 600 liter air minum. Jumlah 600 liter air cukup untuk persediaan air minum keluarga selama sebulan dengan empat orang anggota. Harga sebotol LSH 'Air Rahmat' dijual Rp 4.000. LSH ini untuk tahapawal diedarkan di Provinsi Banten, yaitu di Kota/Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang, di Sumatra Utara, yaitu di Medan, Deli Serdang, Karo, dan Binjai. Menurut Deputi Menko Kesra, Fuad Abdul Hamid, seiring dengan kenaikan harga minyak tanah, LSH ini dapat menjadi cara murah mendapatkan air minum sehat. Jika dihitung-hitung, maka harga air minum menjadi Rp Rp 6,5 per liter. Bandingkan dengan air minum isi ulang yang Rp 450 per liter. Tapi, sejatinya rakyat tak perlu membeli. Bukankah penyediaan air bersih adalah kewajiban pemerintah? Sang Pembunuh Balita Ribuan balita di negeri ini meninggal setiap tahunnya. Siapa 'pembunuh'-nya? Diare. Menurut Menkes, Siti Fadilah, diarelah penyebab nomor wahid kematian balita di Indonesia, setelah ISPA. Lebih dari 20 persen kematian balita setiap tahunnya berpangkal dari penyakit perut itu. Disebabkan oleh bakteri Escherichia coli, diare karenanya berhubungan erat dengan konsumsi air minum. ''Ketersediaan dan akses air minum bersih di Indonesia memang amat memprihatinkan. Bahkan di daerah kota sekalipun,'' kata Siti. Balitalah korban utamanya. Survei di 333 kabupaten pada 2004 memperlihatkan cuma 60 persen penduduk yang memiliki akses air minum bersih. Survei juga menunjukkan, kualitas bakteriologisnya mencapai 82,5 persen. ''Kebanyakan air tidak qualified akibat sanitasi buruk. Padahal ini berkaitan dengan usia harapan hidup,'' jelas Siti. Kecuali di Eropa dan AS, ketersediaan air minum aman di dunia pun sebetulnya masih memprihatinkan. Sebanyak 1,1 miliar penduduk Bumi dari total 6 miliar belum memiliki akses ke air minum aman. PBB menargetkan pengurangan hingga separuhnya pada 2015. (imy ) Post Date : 01 Maret 2006 |