Air Mulai "Mahal"

SUKOHARJO - Kemarau baru berjalan beberapa hari, namun dropping air bersih mulai dilakukan Pemkab Sukoharjo. Pasalnya, sejumlah desa sudah mengalami kekeringan seperti yang terjadi di Desa Kunden dan Kamal, Kecamatan Bulu. Kekeringan juga mulai mengancam di Kecamatan Tawangsari, dan Weru.

Dropping air ini tentu sangat ditunggu warga. Pasalnya, air mulai menjadi barang yang langka dan mahal didapat. Bayangkan mereka harus rela berjalan jauh untuk mendapatkan air. Tak hanya itu, beli pun mereka lakukan demi mendapatkan setetes air bersih.

Warga Dukuh Ngesong, Desa Kunden, tanpa menunggu lama langsung menyerbu dua truk tangki yang membawa air berkapasitas 4 ribu liter. "Sumur kami sudah tak ada airnya. Jadi kami sangat kesulitan mencari air bersih," keluh Priyanto, salah satu warga Ngesong, Kunden kemarin (3/6).

Keringnya sumur ini memaksa warga untuk mencari sumber mata air lain. Dengan berjalan kaki sampai menumpang kendaraan mereka rela menempuh jarak yang cukup jauh untuk mendapatkan air di tiga mata air yang berada di Desa Kamal. Yakni mata air Soka, Ngrawu dan Karangasem.

Sulitnya mencari air ini juga sangat menganggu aktivitas warga. Mereka bahkan terpaksa membeli air di pedagang keliling. Tapi karena banyak warga yang butuh, membuat mereka rela berebut untuk mendapatkan air bersih meski harus mengeluarkan uang.

Camat Bulu Endang Suryatiningsih, ditemui di sela-sela acara dropping air mengungkapkan, sejauh ini baru dua daerah di wilayahnya yang sudah mengalami kekeringan, yaitu Kunden dan Kamal. "Tekstur tanahnya yang berbukit membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih. Puncaknya saat musim kemarau nanti," ujarnya.

Terpisah Direktur PDAM Sukoharjo Samuel Rudhianto menjelaskan masih ada beberapa daerah lain yang kekurangan air bersih. Tapi hanya wilayah Bulu dan Weru yang sudah mengajukan permintaan penyaluran air bersih. "Sudah ada koordinasi antara desa bersangkutan dengan kami. Dan PDAM siap menyalurkan air bersih pada mereka," tegasnya. (im/nan)

Post Date : 04 Juni 2008