|
Dengan adanya mesim pompa air di Desa Serabi Timur, airnya bisa mengalir ke warga. Bagaimana peran HIPAM sebagai pengelola distribusi air? Apa juga kendalanya? Berikut petikan wawancara dengan Kepala Dsa Serabi Timur Ach. Djumali. Sejauh ini, bagaimana peran HIPAM dalam pengelolaan air bersih di Desa Serabi Timur ke masyarakat sekitar?Sejauh ini cukup membantu. Bahkan masyarakat senang, karena apa yang selama ini tidak didapatnya kini bisa mudah didapat. Dulu, masyarakat membeli beberapa jeriken air untuk kebutuhannya dengan ongkos yang besar. Sekarang air itu datang ke rumahnya dengan ongkos yang cukup murah, yakni Rp 1.000. Adakah kendala-kendala dalam penyalurannya ke masyarakat?Kendala itu biasa. Tapi, ya hanya soal teknis saja, seperti listrik yang sering mati, pipa-pipa yang bocor, dan sebagainya. Lalu, bagaimana dengan omzet yang didapat dari distribusi air yang dikelola HIPAM tersebut?Omzet itu untuk beberapa hal. Diantaranya untuk petugas operator pompa, petugas lapangan, mengganti meteran yang rusak, untuk memperluas jaringan, dan memperbaiki pipa-pipa saluran yang bocor, dan sebagainya. Juga untuk membayar cicilan utang, sebab dalam pembangunan awalnya, kekurangan biaya sehingga membutuhkan dana segar. Satu-satunya jalan kala itu, ya utang. Sekarang tinggal mencicilnya yang diambilkan dari omzet tadi. Bagaimana pendapat warga soal penguasaan HIPAM atas air bersih tersebut?HIPAM itu kan ada pengurusnya yang dibentuk setiap tiga tahun sekali. Mungkin banyak yang tidak tahu bagaimana sulitnya membangun sumber air bersih itu yang awalnya mendapat bantuan dari pemerintah ini. Ke depan, apa yang dilakukan desa dalam pengelolaan air bersih ini?Ke depan kami akan berusaha agar air bersih ini bisa didistribusikan ke masyarakat dengan jangkauan yang lebih luas lagi. Artinya, tidak hanya untuk air bersih saja, tetapi saya akan mencari sumber-sumber lain agar kawasan persawahan dan kebun masyarakat yang selama ini kesulitan air, bisa terjangkau pula. (rusli djunaidi) Post Date : 12 Juni 2005 |