|
Pangkalpinang Propinsi Babel yang notabene terletak ditengah laut justru mengalami permasalahan berupa kesulitan dengan air bersih. Kondisi ini diperparah lagi dengan pola hidup masyarakat yang belum terbiasa dengan pola hidup bersih dengan mengkonsumsi air yang memenuhi standar kesehatan. Masyarakat memang belum terbiasa denga pola hidup bersih. Terbukti di sejumlah daerah warga masyarakat masih saja buang air besar secara sembarangan ujar Eka Kusumawati, panitia sosialisasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Berbasis Masyarakat di Panti Wangka, kemarin. Oleh karena pola hidup masyarakat yang belum terbiasa bersih, menurut dia, maka akan diupayakan agar masyarakat diberdayakan dan memulai pola baru dengan menkonsumsi air yang memenuhi standar. Ia mencontohkan, salah satu contoh pola hidup masyarakat yang tidak bersih tersebut, misalnya yang terjadi di Kabupaten Bangka Selatan, dimana warga masyarakatnya buang kotoran secara sembarangan. Kalau di Bangka Selatan itu, warga masyarakatnya masih banyak yang buang kotoran dengan menggunakan plastik kemudian di buang sembaranga, ini merupakan bukti kalau pola hidup mereka tidak sehat, ungkapnya. Untuk itu, menurut dia, rencananya di Bangka Selatan akan dijadikan percontohan AMPL yang berbasis masyarakat. Tapi, sebelumnya akan diserap dulu bagaimana aspirasi masyarakat yang sebenarnya. Sebab, kita tak menginginkan kalau membangun suatu fasilitas ternyata tidak digunakan. Ia mencontohkan, pembangunan tangki air yang dibangun di Lepar Pongok Bangka Selatan ternyata tidak digunakan masyarakat karena mereka tidak tahu bagaimana cara menggunakannya. Jadi belajar dari pengalaman tersebut, untuk AMPL terlebih dahulu akan diserap bagaimana aspirasi masyarakat. Sementara itu, fasilitator AMPL Pusat Husen Pasaribu dalam acara sosialisasi itu mengatakan kalau saat ini air tidak saja bersifat sosial tapi juga bersifat ekonomis. (018) Post Date : 26 Juni 2004 |