|
SALAH satu cara untuk menjaga kesehatan tubuh adalah dengan mengonsumsi air yang sehat dan bersih.Tapi sayang,belakangan kualitas air di kotakota besar sudah tercemar. Pencemaran air semakin tinggi saja belakangan ini. Padahal, air merupakan bagian penting bagi tubuh. Air yang tercemar bila dikonsumsi bisa memicu berbagai penyakit. Untuk itulah,sebaiknya pilih air secara cermat. Pilihlah hanya air yang bersih untuk konsumsi sehari-hari. Jika tidak pintar memilih, maka air yang harusnya menunjang kesehatan tubuh malah menjadi bumerang. Bakteri dalam air bisa membuat tubuh meradang.Penelitian menyebutkan, hampir 50% penyakit yang diderita masyarakat Indonesia disebabkan oleh air minum yang tercemar. Penyakit diare misalnya. Dijelaskan oleh pakar kesehatan lingkungan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Dr R Budi Haryanto SKM MKes, penyakit ini pada 2006 lalu diderita oleh 124 juta orang di Indonesia. Jumlah kasus diare menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun dan balita yang minum air tercemar memiliki risiko lebih tinggi terkena diare dibanding balita yang air minumnya aman. “Bahkan diare disebut sebagai peringkat kedua penyebab kematian balita dengan 162.000 kematian setiap tahunnya,” ujarnya dalam acara peluncuran inovasi pemurni air Unilever Pureit “Teknologi Pemurni Air Siap Minum Terlindung dari Kuman Berbahaya Penyebab Penyakit”yang diadakan oleh Unilever di Planet Hollywood,Jakarta, beberapa waktu lalu. Budi mengatakan, jika tidak ditangani dengan baik dan tepat, maka diare yang sering dianggap remeh ini bisa mengakibatkan kematian. Diare selain disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, tercemarnya sumber air minum oleh kuman berbahaya, juga bisa disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai metode pengolahan air minum yang ideal. “Salah satu penyebab tingginya angka kejadian berbagai penyakit infeksi di Indonesia, seperti diare, tifus, kolera, dan disentri adalah karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan air minum yang sehat,” kata dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat UI ini. Untuk memantau kebersihan air, Unilever bekerja sama dengan Sucofindo mengadakan survei terhadap 300 sumber air tanah di wilayah Jabodetabek dan Bandung.Hasilnya, 48% sumber air di Jabodetabek dan Bandung tersebut tercemar oleh bakteri coliform dan 50% berada pada tingkat keasaman (pH) yang rendah di luar ambang batas wajar. Itu sebabnya, mengapa kebersihan air yang diminum akan memengaruhi kesehatan seseorang. Budi menyarankan, masyarakat bisa mengetahui air minum yang akan dikonsumsi aman atau tidak dengan mengambil air lalu dan kemudian lihat kejernihannya. Kemudian mencium untuk tahu apakah berbau atau tidak serta menjilat air tersebut untuk mengetahui berasa atau tidak. “Sebenarnya secara visual masyarakat bisa mengetahui apakah air yang dikonsumsinya layak atau tidak,baik dari mikroorganisme maupun dari senyawa-senyawa kimia seperti logam berat. Air yang layak seharusnya berwarna jernih, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa, ”ungkapnya. Masih dijelaskan Budi, untuk mengetahui apakah air minum mengandung senyawa-senyawa kimia seperti logam berat dapat dilihat dan umumnya berbau. Semisal untuk logam Fe (besi) atau mangan, begitu air ditampung, maka akan terlihat seperti ada lapisan kaca atau minyak di atasnya. Jika didiamkan beberapa lama akan timbul endapan cokelat di tempat air tersebut ditampung. Tetapi untuk senyawa kimia seperti arsen, umumnya tidak berwarna. Umumnya, dalam mengonsumsi air sehari-hari,masyarakat menggunakan air tanah dangkal atau dalam. Di Jakarta, air tanah yang digunakan oleh biasanya air tanah dangkal.Padahal semakin rendah kedalamannya, semakin tidak bagus kualitasnya.“Hal ini karena tanah dan geologinya masih labil serta memungkinkan terjadinya kontaminasi dengan permukaan tanah,”ungkap Budi. Adapun air PAM juga banyak digunakan selain air tanah, untuk air PAM bahan baku yang digunakan biasanya berasal dari air sungai. Seperti diketahui, beban air sungai saat ini cukup berat karena dari hulunya sudah tercemar oleh limbah rumah tangga, industri, dan pestisida hutan,sehingga kinerja penyaringannya pun makin berat. Nah, jika Anda memilih air minum depot isi ulang sebagai air minum, maka sebaiknya air yang dibeli dari depot dimasak lagi sebelum diminum. Walaupun depot air isi ulang tersebut mendaur air bersih dengan standar yang menggunakan alat penyaring seperti ultraviolet, tetapi belum ada jaminan bakteri tersebut akan hilang.“Masyarakat disarankan untuk memasaknya kembali sebelum diminum,” tandasnya. Saat ini masyarakat harus memiliki strategi untuk mencari metode pengolahan air tepat guna agar menghasilkan air minum yang layak dan aman. Tanpa metode yang tepat, setelah direbus sekalipun air tersebut masih belum aman sepenuhnya untuk dikonsumsi karena masih ada kemungkinan mengandung kuman berbahaya. Metode pengolahan air yang efektif dan efisien untuk menghasilkan air minum yang terlindungi dari kuman berbahaya bisa menjadi salah satu alternatif yang tepat. Teknologi Unilever Pureit misalnya, suatu alat pemurni air dengan teknologi canggih. Lewat empat tahap pemurnian airnya mampu menghasilkan air siap minum yang terlindungi darikuman berbahaya. Pureit juga mampu menghilangkan partikel terlihat, parasit dan pestisida,menurunkan kandungan logam berat, sehingga air yang dihasilkan jernih, tidak berbau,dengan rasa yang alami. “Metode yang digunakan pada alat ini juga efisien tanpa membuang air,juga tanpa gas dan listrik,” ujar Felicia Julian,Brand Manager Pureit. Dijelaskan Felicia,kinerja Unilever Pureit telah dinyatakan dapat memenuhi kriteria ketat internasional dari Environmental Protection Agency (EPA), Amerika Serikat, untuk menghilangkan parasit, bakteri, dan virus berbahaya (log 6 untuk bakteri, log 4 untuk virus,log 3 untuk parasit). (inggrid namirazswara) Post Date : 26 Oktober 2010 |