|
SIDOARJO - Sekitar 80 kepala keluarga (KK) di Perumahan Puri Erlangga, Jl Erlangga, Sidoarjo, memprotes PDAM. Ini setelah PDAM mengubah sumber air, yang ternyata malah mengakibatkan air mati sama sekali. Tapi, di perumahan lain yang berimpitan, yaitu Perumahan Taman Jenggala, air mengalir deras. "Kalau soal mandi bisa ditunda. Tapi bagaimana anak-anak kami yang buang air besar, apa harus pakai tisu," ungkap beberapa warga. Penderitaan puluhan warga di RT 19 RW 06 Perumahan Puri Erlangga itu sebenarnya bermula sejak awal Agustus lalu. Waktu itu air PDAM dari sumber Umbulan tiba-tiba mati. Ternyata sumber air diganti dari Tawangsari tanpa pemberitahuan dari warga. Padahal, sekitar empat tahun lalu, warga ditawari air Umbulan dengan syarat harus membayar sekitar Rp 400 ribu. Permintaan itu pun dituruti. "Kok sekarang tiba-tiba air Umbulan diganti dengan Tawangsari," ujar warga. Sekadar diketahui, PDAM Sidoarjo sebelumnya menyuplai pelanggannya dari tiga sumber, yaitu Umbulan, Tawangsari, dan Wonoayu. Tapi sumber dari Wonoayu kemudian ditutup karena kualitas airnya buruk. Macetnya air tersebut membuat warga protes ke PDAM, saat itu (sekitar September) ditemui Direktur Teknik Bambang Purwadi dan lima stafnya. Hasil rapat, warga berharap air Umbulan tetap mengalir, menggantikan air PDAM Tawangsari. Tapi PDAM menyatakan jika air Umbulan tidak mengalir, sebaiknya warga tidak menuntut, karena kondisi air Umbulan yang mengecil. Setelah pertemuan itu, pada Awal September, air Umbulan mengalir lagi agak lancar. Tapi aliran air itu hanya dinikmati dua minggu. Sebab, pertengahan September air tidak mengalir sama sekali, hingga sekarang. Kalaupun keluar, debitnya sangat kecil dan hanya terjadi malam hari. "Warga yang punya tandon masih bisa tertolong. Tapi yang tidak punya tandon harus membeli air terus-terusan," ungkap warga lagi. Apakah warga tidak menggunakan air sumur? Mereka menyatakan sebagian melakukannya. Tapi air sumur itu mengandung besi sehingga tidak layak minum. Untuk mencuci pun, hasilnya kekuning-kuningan. Yang membuat warga gerah, air tetap mengalir di perumahan terdekat dengan Puri Erlangga, yaitu Taman Jenggala. Mereka mengaku sudah mengecek sendiri ke rumah salah satu warga Perumahan Taman Jenggala. Ternyata air mengalir deras meski dari sumber Umbulan. "Kami merasa jadi korban diskriminasi PDAM," tegas warga. Kemarin, mereka melayangkan surat protes terhadap PDAM. Surat itu dikirim ke Bupati Win Hendrarso, DPRD, dan PDAM. Direktur Utama PDAM Delta Tirta Suhariyanto mengaku sudah tahu persoalan air untuk warga Perumahan Puri Erlangga. Dia menjelaskan, PDAM sudah memberi tahu warga setempat bahwa problem air Umbulan itu memang demikian. "Debitnya sering mengecil," ujarnya. PDAM Delta Tirta saat ini sedang melakukan pendekatan ke PDAM Surabaya. Sebab, kecilnya debit air Umbulan ini juga terkait dengan kebijakan direksi PDAM Surabaya sebelumnya untuk menghemat listrik dengan mematikan pompa air di Pasuruan. "Saya berharap PDAM Surabaya mau meninjau lagi kebijakan itu," kata Suhariyanto. Kepada warga Perumahan Puri Erlangga, dia mengaku pernah menawari agar mereka beralih dari sumber air Umbulan ke Tawangasari. Tapi, tawaran itu ditolak dengan alasan mereka sudah terbiasa dengan sumber air yang bagus. (roz) Post Date : 10 Oktober 2005 |