|
jakarta, kompas - Tinggi muka air laut pasang di Teluk Jakarta pada Sabtu (22/12) mencapai titik mencemaskan yakni 2,04 meter, jauh dari normal yakni 1,7 meter. Pemasangan tanggul secara darurat dengan barikade ribuan karung pasir di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara tidak menolong apa-apa. Banjir air laut ini pun merendam permukiman warga Muara Baru dan sekitarnya hingga mencapai setinggi 1,25 meter. "Padahal sehari sebelumnya, Jumat, genangan air terdalam yang saya ukur di perempatan Muara Baru Ujung ialah satu meter saja," kata Ketua RT 20/RW 17 Muara Baru, Ahmad Fauzi, kemarin. Limpasan air pasang itu menerobos lebih jauh ke darat, menggenangi ribuan rumah dan bangunan lainnya di Muara Baru. Jika pada hari-hari sebelumnya bibir air tinggal 20 meter lagi menyentuh pertigaan Marlina atau sejauh 750 meter dari gais pantai, kemarin pertigaan itu terlimpas sejauh 250 meter. Bibir ari limpasan mencapai satu kilometer dari tepi pantai. Kawasan Pasar Ikan dan Luar Batang, yang lebih selatan dari Muara Baru, juga terendam setinggi antara 30-60 sentimeter. Dalam seminggu terakhir, dua kawasan ini tidak separah seperti yang dialami warga di tujuh RT di RW 17 Muara Baru. Kemarin empat RT di Pasar Ikan dan dua RW di Luar Batang terendam. Sekalipun belum ada pengungsi, namun Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Utara, Pemprov DKI Jakarta dan Pemkot Jakarta Utara menyiapkan logistik untuk penanganan pengungsi di Kantor Kelurahan Penjaringan. Mereka, misalnya, mendirikan tenda, menyiagakan satu unit mobil dapur umum, dan mobil untuk evakuasi korban. Kepala Subdinas Pengembangan Sumber Daya Air dan Pantai Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Nyoman Soewandhi memperkirakan, tinggi muka air laut pasang kemarin belum mencapai puncaknya. "Pada Jumat malam tinggi muka laut baru 1,85 meter. Namun Sabtu pukul 10.00 sudah 2,04 meter. Tinggi muka laut normal 1,7 meter," kata Nyoman. Dasar yang digunakan untuk mengukur tinggi muka laut pasang itu ialah muka air di Pelabuhan Tanjung Priok. Pihak Jawatan Hidro-Oseanografi atau Janhidros TNI AL yang memprediksi pasang surut air laut menyebutkan, pada akhir Desember ini terjadi air pasang antara tanggal 22-26. Tinggi muka air bervariasi dengan titik pasang tertinggi ialah 1,2 meter. Khusus Minggu ini, titik pasang tertinggi terjadi antara pukul 08.00 hingga pukul 09.00. Sedangkan pada hari Senin besok, muka air laut pasang tertinggi terjadi dua jam antara pukul 08.00 hingga pukul 10.00. Pada Selasa (25/12), muka air tertinggi berlangsung dua jam yakni bergeser ke pukul 09.00 hingga pukul 11.00. Hari Rabu (26/12), muka air tertinggi hanya berlangsung sejam, yakni terjadi pukul 10.00. Hingga Januari bahkan Mei, tidak ada air pasang. Air laut pasang juga menggenangi Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, pantai utara Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten setinggi 60 cm. Ratusan rumah warga di Rukun Warga 01 dan 02 Dadap terendam air setinggi antara 5-50 cm. Menurut warga, air mulai naik sejak pukul 07.00. Aliran air pasang itu terasa kencang datang dari arah Kali Perancis. Dalam tempo satu jam, rumah warga di tepi sungai dan Jalan Raya Dadap yang terletak 500 meter dari sungai terendam air sampai 30 cm. Menurut Suhardi, warga RT 2 RW 01 Dadap, air pasang kali ini sebenarnya tidak setinggi akhir November lalu yang merendam rumahnya sampai semeter. Namun hal itu tetap menyusahkan warga, sebab wilayahnya itu lebih rendah dan menjadi tujuan air dari segala arah. Air mulai menyurut sejak pukul 11.00. Tetapi beberapa tempat tetap tergenang setinggi antara 10-40 cm.(CAL/TRI) Post Date : 23 Desember 2007 |