Air Laut Pasang Kembali Masuk di Muara Baru

Sumber:Kompas - 12 Januari 2008
Kategori:Banjir di Jakarta
Jakarta, Kompas - Kawasan tujuh RT di RW 17, Muara Baru, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, belum benar-benar bebas dari genangan air laut pasang. Pada Jumat (11/1), misalnya, air laut pasang kembali mengejutkan warga karena polanya berubah. Meski tidak parah dan luas genangannya semakin kecil, tinggi genangan sempat mencapai 60 sentimeter.

Abdul Mulkan (36), seorang warga di sekitar Elektro Muara Baru, menjelaskan, air laut pasang masih terjadi setiap hari dan air belum benar-benar surut. Namun, pada Jumat, pola pasangnya berubah lagi, sama seperti pada saat sebulan pertama sejak pertama kali muncul di pekan ketiga Oktober.

Air mulai pasang pukul 10.00 dan surut lagi menjelang pukul 18.00. Selama dua minggu sebelumnya, air laut pasang terjadi sejak subuh sekitar pukul 04.30 atau pukul 07.30, lalu surut sekitar pukul 11.00 atau 13.00.

"Kami sempat mengira air laut tidak pasang lagi. Biasanya dalam dua minggu terakhir air pasang itu sudah muncul sejak pagi. Warga senang ketika sekitar pukul 08.00 air belum kelihatan. Eh, tahunya air mulai masuk sekitar pukul 10.00 dan menerobos sejauh 300-400 meter ke darat," kata beberapa warga.

Keterangan warga dibenarkan Ketua RW 17, Sarmuni. Dia bahkan mengkhawatirkan kehidupan warga selanjutnya. Warga sudah tidak bisa berusaha dengan tenang. Lebih dari 200 warung makan mengalami kerugian, belum termasuk usaha warung telekomunikasi, bahan bangunan, apotek dan pasar, serta pedagang ikan.

Menurut dia, wilayah yang kini masih terendam air laut pasang memang sudah tidak sebanyak sebelumnya, yakni hanya meliputi tujuh RT di RW 17.

"Genangan air paling tinggi terjadi di perempatan menjelang gerbang Pelabuhan Muara Baru, sekitar 60 cm," katanya.

Beberapa waktu lalu banjir sempat menerobos hingga satu kilometer ke darat. Luar Batang yang lebih ke selatan pun terendam. "Sebenarnya kami tidak tega membiarkan warga terus-menerus menderita sekian lama akibat banjir air pasang ini. Memang pemasangan tanggul secara darurat dari karung berisi pasir sudah dilakukan, tetapi tidak banyak menolong. Sedangkan tanggul permanen belum juga dibangun. Entah sampai kapan. Inilah masalahnya," ungkap Sarmuni.

Rudi (29), seorang pedagang ikan di Tempat Pelelangan Ikan Muara Baru, menjelaskan, sebenarnya tidak ada lagi air laut pasang kalau saja pemerintah melakukan langkah cepat dengan membangun tanggul secara permanen. Jika hanya mengandalkan tanggul darurat dari karung pasir tersebut, warga Muara Baru belum bebas dari banjir air laut pasang.

"Bahkan mungkin air laut pasang ini bisa terjadi setiap hari sepanjang tahun 2008. Mudah-mudahan tidak terjadi bencana yang lebih besar lagi akibat laut pasang ini," kata Rudi. (CAL)



Post Date : 12 Januari 2008