BENCANA gempa yang meluluhlantakan sejumlah wilayah di Sumatra Barat (Sumbar), pada 30 September lalu, mengundang perhatian dari dalam negeri maupun luar negeri.
Berbagai jenis bantuan mengalir untuk meringankan duka korban lindu berkekuatan 7,6 pada skala Richter itu.
Salah satunya bantuan dari pemerintah Australia berupa alat penyulingan air laut menjadi air layak minum untuk mengatasi kesulitan air bersih di Padang.
Dua unit alat tersebut ditempatkan di Jl Pahlawan dan Pantai Muaro Padang, Pantai Padang, Kota Padang.
Keberadaan alat tersebut sejak tiga hari lalu menarik perhatian korban gempa yang mengalami kesulitan air bersih.
Namun, ada juga yang sekadar datang untuk berfoto dengan tentara Australia yang mengoperasikan instalasi penyulingan air laut itu.
Banyak warga yang bermukim di Kota Padang maupun daerah lainnya mengantre untuk mendapatkan air bersih yang mengucur dari enam pipa di sekitar markas yang berukuran 30 x 15 meter.
`'Saya sengaja datang dari kawasan Tunggul Itam, Kecamatan Tabing, Padang Barat, sejak dua hari lalu, untuk mengantre air bersih. Semenjak gempa, susah mendapatkan air bersih. Biasanya, kalau beli air isi ulang, habis Rp5.000 per galon, dan satu hari bisa habis dua galon,'' kata Hendra, 36, warga Kota Padang yang mengaku bukan korban gempa, kemarin.
Sementara itu, Imang, 54, korban gempa yang berasal dari Kampung Lubuk Alung, Kecamatan Kota Anai, Kabupaten Padang Pariaman, baru mengetahui ada bantuan air bersih gratis dari alat penyulingan milik Australia.
`'Susah sekali mencari air bersih untuk mandi, memasak, dan minum di kampung saya. Kalau pakai air sumur, airnya sangat keruh semenjak gempa. Saya biasanya membeli sampai 10 galon untuk keperluan sehari-hari, yang harganya mencapai Rp3.000 per galon. Bantuan alat instalasi ini sangat membantu korban gempa, meskipun saya harus menempuh 30 kilometer ke sini,'' kata Imang.
Air hasil penyulingan ini, selain untuk memenuhi kebutuhan korban gempa, disalurkan ke rumah sakit di Kota Padang, yang juga mengalami krisis air.
Commandan of 4 Troop of the Australian Army Tim Rowe mengatakan pengoperasian dua instalasi penyulingan air laut tersebut dilakukan dengan mekanisme kerja yang sangat sederhana.
Menurut dia, air laut dipompa melalui pipa sepanjang 100 meter kemudian masuk ke mesin, untuk disaring untuk menetralisasi garam serta membunuh bakteri.
`'Dari dua unit itu, satu unitnya menghasilkan 100 ribu liter per hari (24 jam), dan bisa langsung diminum ribuan orang,'' ujar Rowe.
Saat ditanya harga satu unit instalasi penyulingan air itu, Rowe mengatakan mencapai US$3 juta (sekitar Rp30 miliar).
`'Dan, ini sepenuhnya bantuan dari pemerintah Australia untuk korban gempa di Sumbar. kami akan bekerja di sini hingga dua bulan ke depan,'' ujar Rowe. (Sidik Pramono/N-1)
Post Date : 12 Oktober 2009
|