Palembang, Kompas - Air kotor yang disuplai dari Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi bisa membawa bakteri atau material, seperti bakteri escheria colli, mineral seng, dan logam berat merkuri. Jika unsur itu dikonsumsi terus-menerus bisa menyebabkan penyakit berbahaya.
Pendapat ini ditegaskan praktisi kesehatan dr Anton Suwindro, Rabu (7/4) di Palembang. Menurut dia, air minum harus memenuhi tiga syarat, yakni tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa. Ketiganya wajib dipenuhi tanpa kecuali.
”Jika salah satu tak terpenuhi, maka tak layak minum. Terkait dengan itu, PDAM Tirta Musi masih belum bisa memproduksi air dengan kualitas sebagai air minum karena terkadang produknya masih kotor dan berbau,” tegas Anton.
Anton menjelaskan, sebagai perusahaan yang mengolah air sungai, PDAM seharusnya memegang teguh tiga syarat utama air yang berkualitas layak minum. Karena jika mengalirkan air yang masih kotor, maka ada berbagai kandungan bakteri dan material yang bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia.
Kandungan air kotor
Ditinjau dari sisi medis, Anton menjelaskan, air kotor (seperti air sungai, air selokan, air saluran pembuangan, dan lainnya) bisa membawa kandungan bakteri escheria colli, mineral seng, dan logam berat merkuri.
”Seperti diketahui, bakteri escheria colli ini bisa memicu penyakit disentri dan diare. Air yang layak minum harus bebas bakteri escheria colli ini,” katanya.
Adapun kandungan mineral seng berpotensi memicu penyakit gigi (keropos dan kekuningan). Jika digunakan untuk mencuci baju, maka mineral ini bisa menyebabkan kain berwarna kekuningan dan mudah sobek.
”Yang paling berbahaya kandungan merkuri. Logam berat ini bisa memicu penyakit saraf serta sangat berbahaya bagi ibu hamil. Dampaknya, janin bisa gugur atau cacat saat lahir,” katanya.
Anton juga menuturkan, dalam seminggu terakhir air PDAM di rumahnya (Perumahan Poligon) keruh. Dia terpaksa membeli air isi ulang untuk memasak dan minum.
Gunakan penyaring
Karena buruknya kualitas air, pelanggan harus menyaring dulu, seperti di Rumah Makan Padmamula, Jalan Dempo. Menurut Yakin (27), pengelola rumah makan itu, dia selalu menyaring air PDAM yang digunakan untuk memasak dan minum.
”Caranya, air ditampung di tandon, diendapkan, lalu disaring dengan filter. Baru bisa digunakan,” katanya. (ONI)
Post Date : 08 April 2010
|