|
SEMARANG- Air keruh yang diterima para pelanggan PDAM Kota Semarang -setelah aliran terhenti empat hari- terjadi akibat pipa-pipa distribusi kosong. Seharusnya konsumen terlebih dulu membuang air tersebut sampai kembali jernih. Penjelasan itu disampaikan Kepala Cabang PDAM Semarang Timur, Bambang Nala Kresna, Senin (7/8) terkait dengan keluhan beberapa pelanggan tentang air keruh. Pihaknya menuturkan, pada saat pipa-pipa tersebut kosong, berarti tekanan di dalam pipa lebih rendah dibandingkan dengan di luar. Hal itu menyebabkan air dari luar pipa masuk melalui lubang-lubang di sepanjang pipa. ''Maka, selama tidak digunakan untuk mengalirkan air, pipa-pipa tersebut diisi dengan air keruh,'' kata dia. Lubang-lubang itu juga menyebabkan PDAM kehilangan air yang disalurkannya, yakni lima-10% dari jumlah produksi. Untuk mencegahnya, mestinya lubang-lubang ditutup. Namun, Bambang mengaku hal itu sulit dilakukan, karena letaknya tersebar dan kadang-kadang tidak terlihat dari permukaan tanah. ''Untuk lubang besar, kami bisa mencari dengan cara melihat kebocoran. Namun untuk lubang-lubang kecil masih sulit,'' kata dia. Sebenarnya ada teknologi yang bisa memantau lokasi dan tingkat kebocoran air. Namun PDAM Kota Semarang belum memiliki alat semacam itu. ''Saya menyarankan pelanggan terlebih dulu membuang air kotor tersebut. Namun biasanya mereka tidak siap, karena air datang pada malam hari dan banyak di antaranya langsung masuk ke tandon,'' ungkapnya. Pihaknya menjelaskan setelah aliran air baku dari Bendung Klambu kembali dialirkan ke Kudu, IPA PDAM di kelurahan tersebut tidak langsung menerima 1.300 liter per detik. Air baku yang diterima, pada awalnya hanya sekitar 300 liter per detik dan itu pun langsung diolah. Karena itu, air yang sampai ke pelanggan juga tidak bisa secara serentak. Hingga kemarin, air dari Bendung Klambu yang dialirkan ke IPA Kudu sudah sampai 1.300 liter per detik. Dengan bahan baku tersebut, pihaknya bisa memproduksi air bersih sekitar 700 liter per detik. Dia memperkirakan Rabu besok aliran air baku dari Klambu bisa normal. ''Dengan demikian, IPA Kudu bisa memproduksi air 900 liter per detik,'' ujarnya. (G6-56s) Post Date : 08 Agustus 2006 |