Air Kehidupan...

Sumber:Kompas - 20 Januari 2005
Kategori:Air Minum
AIR adalah cairan jernih tidak berwarna, tidak terasa, dan tidak berbau yang terdapat serta diperlukan di kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan yang secara kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen.

KETERANGAN lain tentang air, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga terbitan Balai Pustaka-Departemen Pendidikan Nasional (Jakarta, 2002), adalah benda cair yang biasa terdapat di sumur, sungai, danau yang mendidih pada suhu 100 derajat celsius.

Sesuai artinya, barang vital itulah yang kini banyak diburu para pengungsi korban tsunami di Banda Aceh dan kota-kota lain di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sehubungan sumber air yaitu sumur, sungai, dan danau rusak akibat serbuan tsunami, 26 Desember 2004.

Menyadari kesulitan warga Aceh di pengungsian, relawan asing yang masuk ke kawasan bencana beberapa hari setelah tanggal 26 Desember langsung "membuka" sumber-sumber air seperti ditunjukkan relawan dari Jerman (gambar 1).

Mereka mengoperasikan mesin penjernih untuk sterilisasi air di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Lambaro, Aceh Besar. Relawan yang dikerahkan di sini sebanyak 40 orang.

Seolah tak mengenal lelah, di bawah guyuran hujan personel tentara Australia langsung membagikan air yang telah diolah serta siap minum ke warga di kawasan Kreung Raya, Banda Aceh (gambar 2). Air ini dikemas dalam kantong plastik transparan.

TAK hanya air bersih, bantuan makanan pun disediakan bagi pengungsi di Banda Aceh dan sekitarnya.

Tetapi, sehubungan sebagian besar jalur darat masih tertutup, bantuan makanan pun dikirim lewat udara menggunakan pesawat helikopter.

Hari Selasa (18/1) helikopter militer Amerika Serikat (AS) membawa bantuan makanan untuk para pengungsi di Calang dan sekitarnya.

Bantuan ini diambil dari gudang di Kompleks Pangkalan Udara (Lanud) Iskandar Muda (gambar 3), Aceh Besar.

Pemuatan bantuan ke helikopter militer AS dibantu personel-personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) (gambar 4). Mereka bahu-membahu membantu pengungsi meski kadang terkendala soal bahasa.

Di sela-sela waktu istirahat, personel Bomba dan Penyelamat (Search and Rescue/SAR) Malaysia menyempatkan diri membaca surat kabar berbahasa Melayu, Utusan, kiriman rekannya yang baru datang di Posko Bantuan Kemanusiaan Kompleks Lanud Iskandar Muda, Aceh Besar (gambar 5).

Meski di tempat tugas, mereka tak ingin ketinggalan berita tentang negaranya dan soal tsunami yang baru saja mengguncang Indonesia dan dunia internasional. (pom)

Post Date : 20 Januari 2005