|
SLAWI - Kekeringan yang melanda wilayah Kabupaten Tegal kian memberatkan warga. Terbukti, sejumlah warga Pedukuhan Gemasari, Desa Jatimulya, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, terpaksa mengambil air dari saluran irigasi untuk kebutuhan minum sehari-hari. "Warga terpaksa mengendapkan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Sebab, warga kesulitan mendapatkan air bersih," kata Camat Suradadi, HM Ciptono Setiawan SIP, melalui Sekretaris Kecamatan (Sekcam), Imam Masykur, kemarin. Menurutnya, pengendapan itu dilakukan supaya airnya menjadi bening. Dari sisi kesehatan memang dirasa kurang baik, sebab airnya tidak bersih. "Kami berharap, ada bantuan dari pemerintah kabupaten dan provinsi. Untuk Pemkab Tegal sendiri sudah memberikan bantuan kepada warga," terangnya. Ditambahkannya, sebaiknya bantuan yang diberikan berupa dana untuk pembuatan sumur, karena masih banyak warga yang belum memiliki sumur. Akibatnya, saat kemarau, mereka kesulitan mendapatkan air bersih. Selain desa tersebut, kata dia, kekeringan juga melanda Desa Kertasari. Jumlah warga yang kesulitan air bersih di Kecamatan Suradadi itu diperkirakan mencapai ribuan orang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya sudah meminta bantuan ke Pemkab. Harapannya, bantuan air bersih diberikan secara rutin di desa-desa yang membutuhkan. "Kami memang sudah pernah mendapatkan bantuan air bersih itu," jelasnya. 200 Ribu Liter Air Kabag Kesra, Drs HM Masykur FS MSi, mengatakan, selama musim kemarau ini, Pemkab Tegal telah mendistribusikan sebanyak 200 ribu liter air bersih kepada warga yang membutuhkan. Selain itu, sejumlah organisasi masyarakat (ormas) juga sudah mendistribusikan sebanyak 60 ribu liter. Bantuan tersebut disalurkan kepada warga Desa Tamansari, Wotgalih, dan Capar (Kecamatan Jatinegara), Sigentong, Sidamulya, dan Kreman (Warureja), Kertasari dan Jatimulya (Suradadi), Semedo dan Penujah (Kedungbanteng), serta Sesepan (Balapulang). Menurutnya, permasalahan yang dihadapi dalam penyaluran bantuan air bersih, karena belum banyak kecamatan yang mengajukan permintaan bantuan. Padahal, yang memiliki data konkret kebutuhan air bersih adalah kepala desa dan camat. Untuk itu, lanjutnya, pihaknya mengharapkan supaya desa yang membutuhkan bantuan segera mengajukan permintaan bantuan. (H3-29h) Post Date : 29 Agustus 2006 |