Air Hujan mesti ''Dikelola'' Baik

Sumber:Bali Post - 23 November 2005
Kategori:Air Minum
Denpasar (Bali Post) Air hujan mesti ''dikelola'' dengan baik untuk mengatasi kelangkaan air pada musim kemarau. Artinya, saat musim hujan air tidak mengalir begitu saja di permukaan tanah yang cenderung menimbulkan banjir dan pada saat kemarau air tidak menjadi langka.

Dosen Pertanian Unud Prof. Dr. Dewa Ngurah Suprapta, Selasa (22/11) kemarin, mengatakan air hujan mesti ''dipaksa'' masuk ke dalam tanah, sehingga secara bertahap mampu dikeluarkan melalui sumber-sumber mata air. Caranya? Pertama, dengan melestarikan hutan atau mempertahankan daerah-daerah tangkapan air hujan. Kedua, mempertahankan pertanian. Ketiga, membuat sumur-sumur resapan air, seperti embung dan cubang-cubang.

Kata Dewa Suprapta yang peraih penghargaan Kalpataru ini, hutan memiliki fungsi yang sangat strategis untuk mengatasi kekurangan air. Karena itu, hutan mesti dijaga kelestariannya. Jangan dirusak atau dibabat untuk kepentingan yang lain. Sementara luas hutan di Bali saat ini hanya sekitar 20 persen dari luas Pulau Bali. Padahal idealnya, daerah tangkapan air hujan di Bali (hutan) sekitar 30 persen. Untuk itu, luas hutan yang belum mencapai ideal itu mesti dipertahankan sehingga berfungsi maksimal.

Kawasan-kawasan yang gundul perlu direboisasi. Daerah-daerah tangkapan air hendaknya tidak dibabat untuk kepentingan areal penanaman tanaman semusim. Dengan demikian Bali tidak mengalami ancaman dalam persediaan air saat musim kemarau. Tanaman-tanaman yang berfungsi sebagai tumbuhan hutan seperti kopi, penting dilestarikan terutama di daerah pegunungan. ''Pohon kopi itu sangat bagus dijadikan penahan air hujan,'' katanya.

Tak kalah pentingnya areal persawahan jangan lagi digerogoti untuk kepentingan alih fungsi. Sebab, sawah berfungsi sebagai penahan air (waduk raksasa) saat musim hujan. Jika, lahan pertanian sudah ditutupi dengan beton-beton, tentu air hujan kesulitan meresap ke dalam tanah. Selanjutnya, mengalir ke jalan-jalan dan got-got sehingga menimbulkan banjir di mana-mana. ''Selain berfungsi ekonomi, sektor pertanian jelas memiliki fungsi lingkungan,'' katanya.

Agar air cukup tersedia, terutama di daerah kering, perlu dibuatkan embung-embung atau cubang-cubang penampungan air hujan. Dengan demikian, air akan selalu tersedia sepanjang waktu.

(08)

Post Date : 23 November 2005