YOGYAKARTA - Kondisi air tanah di kawasan padat penduduk, seperti Yogyakarta, rentan mengganggu kesehatan jika dikonsumsi serampangan. Kualitas air di Yogyakarta diprediksi terus menurun, menyusul minimnya upaya perbaikan sistem pengolahan limbah rumah tangga, sedangkan kepadatan penduduk terus bertambah.
Kepala Subbidang Pengembangan Sumber Daya Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Christina Iin mengatakan air dari kawasan pinggiran Kota Yogyakarta di bekas area persawahan atau dekat dengan lokasi sejenis pada umumnya berkualitas rendah sehingga perlu dimasak pada suhu 100 derajat Celsius selama tiga menit agar layak dikonsumsi.
"Ada sekitar 80 sampel air yang dites, sebagian dari kawasan dekat persawahan, kandungan pH-nya rendah karena jauh di bawah skor 6,5 atau artinya kandungan asamnya tinggi," ujar Iin kepada Tempo kemarin dalam peringatan Hari Air Sedunia.
Dari hasil tes itu, ditemukan fakta bahwa air tanah di pinggiran Kota Yogyakarta secara umum berkualitas buruk. Hal itu berdasarkan hasil pemeriksaan unit mobil Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta yang memberi layanan tes kualitas air gratis di tengah-tengah perayaan Hari Air Sedunia.
Menurut Iin, selama pemberian layanan uji kualitas air gratis itu, tim yang dia pimpin melakukan lima jenis tes, yakni kandungan pH, tingkat daya hantar listrik, kondisi kekeruhan, zat padat terlarut, dan salinitas atau kadar garam. Sayangnya, Iin belum menemukan sampel air dari Kota Yogyakarta yang tingkat pencemarannya mencapai level berbahaya. "Meski banyak yang kualitasnya menurun, tapi masih normal," ujar dia.
Didin Jamaludin, juru bicara Bremen Overseas Research and Development Association Indonesia, mengatakan kampanye penyelamatan air di kota padat penduduk harus digencarkan untuk mendorong masyarakat terlibat dalam gerakan ini. "Kalau hanya menunggu pemerintah, tentu realisasinya lama," kata Didin seusai penyelenggaraan perayaan Hari Air Sedunia kemarin.
Masyarakat Kota Yogyakarta, kata Didin, harus disadarkan akan pentingnya menjaga kualitas air, dengan memperbaiki sistem sanitasi, menghemat pemakaian air, dan membuat sistem pengolahan limbah secara swadaya. "Perayaan Hari Air tujuan utamanya itu," kata dia. ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Post Date : 21 Maret 2011
|