Air di Pedan dan Wedi Tercemar Bakteri Coli

Sumber:Suara Merdeka - 20 Juni 2009
Kategori:Sanitasi

KLATEN- Air sumur warga di Kecamatan Pedan dan Wedi tercemar bakteri coli di atas ambang batas normal. Bahkan kandungan tertinggi mencapai 2.400/100 ml air jauh dari batas sebesar 50/100 ml air. Selain air menjadi tak layak konsumsi, penyakit diare mengancam warga secara massal jika cara konsumsinya tidak benar.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Klaten, dokter Ronny Roekmito M Kes mengatakan, temuan itu didasarkan dari hasil penelitian dinas yang dilaksanakan awal Januari sampai Mei 2009.

’’Kualitas air yang ada di sumur warga di dua lokasi itu luar biasa pencemaran colinya,’’ujar dia, Jumat (19/6).
Dia mengatakan, penelitian tim dinas dilakukan di sembilan desa.

Di Kecamatan Wedi penelitian dilakukan di  lima  desa pada 67 sumur warga. Sedangkan di Kecamatan Pedan dilakukan di empat desa dengan  46 sampel sumur.

Air dari sumur itu, menurutnya diambil dan dibawa ke laboratorium bakteriologi. Hasilnya sangat mencengangkan karena kandungan bakteri coli penyebab diare sangat tinggi.

Limbah Tinja


Dari sumur warga di lima  desa wilayah Kecamatan Wedi hanya 25,4 persen yang airnya layak konsumsi dan 74,6 persen tak memenuhi syarat. Dari sampel sumur warga di Kecamatan Pedan ditemukan sebesar 93,4 persen sumur  tidak memenuhi syarat dan 6,6 persen layak konsumsi.

Ronny mengatakan, kandungan tertinggi bakteri coli ditemukan di sumur milik Eko warga Desa Kalitengah, Kecamatan Wedi dan Suyono , warga Desa Sobayan, Kecamatan Pedan dengan kandungan 2.400 / 100 ml air.

Sampel yang diambil,menurutnya, secara acak dari 26 kecamatan yang dinilai rawan. Desa yang diambil mayoritas berada di wilayah kota kecamatan yang padat penduduk. Bakteri itu diduga  berasal dari limbah tinja akibat tidak baiknya pembuatan saran Mandi Cuci Kakus (MCK).

Risiko tingginya pencemaran bakteri coli itu, menurut Ronny, akan berimbas pada merebaknya penyakit diare yang disebabkan bakteri coli. Dengan temuan itu warga diminta waspada saat mengonsumsi air.

Untuk mencegah ledakan penyakit diare, katanya, dinas akan secepatnya menggelar sosialisasi ke seluruh desa tentang tata cara memasak air yang benar. (H34-42)



Post Date : 20 Juni 2009