Air di Krapyak Hanya Mengalir Malam Hari

Sumber:Suara Merdeka - 12 Juli 2006
Kategori:Air Minum
SEMARANG- Sebagian pelanggan PDAM Kota Semarang, mengeluhkan aliran air yang akhir-akhir ini tidak lancar. Bahkan di Krapyak ada pelanggan yang mengaku dua pekan terakhir air PDAM hanya mengalir pada malam hari.

Diah (62), warga Jl Galungan I RT 1 RW 7 Kelurahan Krapyak, Semarang Barat, Selasa (11/7) menuturkan, air PDAM hanya mengalir pada malam hari. Itu pun sedikit dan tidak lancar. Warga yang memiliki bak tandon pun sering harus mengangsu pada malam hari.

Keluhan pelayanan juga disampaikan Widiarto (35), warga Puri Gemah Sentosa. Biasanya aliran air di tempat itu lancar dan kencang. Namun dalam beberapa hari ini, malah tidak lagi mengalir. ''Akhir-akhir ini untuk mandi pun kurang,'' katanya.

Kepala Cabang PDAM Semarang Barat, Kartini SE, berjanji akan segera mengecek, terkait dengan gangguan aliran di Krapyak. Menurut dia, selama ini produksi air untuk wilayah Semarang Barat cukup lancar. Dia menduga ada pipa yang rusak akibat pelebaran jalan. ''Aliran ke Krapyak dipasok dari Sadeng dan Kaligarang,'' kata dia.

Instalasi Rusak

Humas PDAM Lilik Indarto menuturkan, untuk pelanggan di daerah timur dilayani instalasi pengolahan air (IPA) di Kudu. Sejak beberapa hari lalu, aliran air baku dari Bendung, Klambu di Grobogan ke IPA tersebut terganggu, sehingga produksi PDAM hanya mencapai sekitar 400 liter/detik. Dalam kondisi normal, produksi IPA Kudu bisa mencapai 900 liter/detik.

Kepala Unit Pengolah Air Baku Klambu-Kudu, Sugiyarto ST MT mengakui adanya gangguan pengaliran air baku tersebut. Dia menuturkan, gangguan terjadi karena site pile saluran di Tegalarum, Mranggen, Demak belum terpasang.

Selain itu, di daerah Bugel, Godong juga sedang dilakukan perbaikan saluran tertutup. ''Kami mengupayakan dalam dua hari ini, aliran air baku sudah kembali normal,'' ujarnya.

Dia mengatakan, jika kolam retensi di IPA Kudu sudah berfungsi, PDAM bisa menggunakan persediaan tersebut sebagai air baku. Saat ini kolam itu sebenarnya sudah ada. Hanya, untuk menyedot air masih dibutuhkan pompa tiga buah yang masing-masing berkapasitas 700 liter/detik. ''Pengadaan alat itu akan kami upayakan dengan meminta bantuan Departemen PU.'' (G6-18s)

Post Date : 12 Juli 2006