|
PATI - Setelah minggu pertengahan bulan ini, tidak ada lagi jatah air dari Waduk Seloromo dan Gunungrowo untuk para petani yang kini menanam padi. Sebab, air kedua waduk tersebut sudah menyusut drastis sehingga sisa yang tersedia hanya untuk keperluan pembasahan konstruksi bangunan fasilitas pengairan itu. Yang Menjalankan Tugas (YMT) Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana (Diskimpras) Kabupaten Pati Soetarno ST menegaskan hal tersebut, Selasa (14/6) kemarin. Kondisi air kedua waduk itu, lanjutnya, untuk tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Pada musim kemarau tahun lalu persediaan air masih mampu disalurkan ke para petani yang membutuhkan hingga Agustus sehingga pihaknya bisa membantu mengatasi kesulitan air untuk tanaman padi mereka. Namun, sekarang kondisinya lain dan memang benar-benar memprihatinkan. Faktor penyebabnya adalah isian air waduk hanya bisa mencapai 70% dari kapasitas daya tampung maksimal. Untuk Waduk Gunungrowo misalnya, dari kapasitas 5,3 juta m3 hanya terisi 3 juta m3 dan Waduk Seloromo dari 9,5 juta m3 hanya berisi 6 juta m3. Dengan isian air waduk sebanyak itu, pihaknya tentu saja tidak bisa lagi menyediakan kebutuhan air untuk para petani. Dengan demikian, alternatif yang bisa dilakukan hanya menyarankan mereka agar pada musim tanam (MT) III tidak kembali menanam padi tapi beralih ke palawija. Kondisi persediaan air waduk tersebut sudah disampaikan ke jajaran Dinas Pertanian dan Peternakan karena masih ada petani di delapan wilayah kecamatan yang biasanya tak pernah terputus menanam padi sepanjang musim. Tidak Bisa Maksimal Khusus wilayah Kecamatan Gabus, ujar Soetarno yang juga Kasubdin Pengairan Diskimpras, biasanya mereka memanfaatkan jaringan irigasi Jratunseluna. Namun pada musim kemarau, pemanfaatan air dari Waduk Kedungombo itu juga tidak bisa maksimal dan biasanya jaringan irigasi dalam masa perbaikan terutama saat pengerukan endapan lumpurnya. Faktor penyebab berkurangnya isian air waduk karena curah hujan yang rendah juga hutan di kawasan hulu waduk yang biasanya menjadi daerah resapan tak bisa lagi berfungsi maksimal. Penyebabnya tak lain adalah terjadinya perusakan hutan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. Untuk Waduk Gunungrowo, isian air terhambat karena saluran pengisi di Bendoroto putus dan rusak tapi kini sudah selesai diperbaiki. Saat ini sisa air waduk tersebut tinggal 500.000 m3 yang sudah tidak bisa diganggu gugat lagi lantaran hanya cukup untuk keperluan pembasahan selama kemarau. (ad-17j) Post Date : 15 Juni 2005 |