Jakarta, kompas - Warga Lodan, Ancol, Jakarta Utara, mulai bernapas lega. Walaupun alirannya masih kecil dan terbatas, air bersih sudah mulai mengalir dari jaringan pipa PT Palyja, Jumat (12/11) malam.
Humas Palyja, Meyritha Maryanie, menjelaskan, air mengalir sejak pukul 20.00 hingga 04.00. ”Tidak merata memang, dan untuk kawasan RW 08, yang letaknya paling jauh, tentu menerimanya paling kecil,” ujar Meyritha.
Sementara itu, Soekirno, Wakil Ketua Dewan Kelurahan Ancol, mengatakan, air yang mengalir masih kecil dan belum kembali seperti sediakala. ”Kami ingin air seperti sebelumnya, banyak. Kami kan sudah membayar,” ujar Soekirno.
Warga menolak dikirimi truk tangki karena jumlah truk hanya enam unit. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan keributan saat air didistribusikan karena warga berebutan.
Meyritha menjelaskan, aliran di kawasan Ancol memang paling sulit dijangkau. Alasannya, kawasan tersebut merupakan kawasan paling ujung dari layanan Palyja. ”Air disalurkan dari Instalasi Pengolahan Air Pejompongan. Saat ini di Ancol tidak ada pompa yang bisa mengalirkan air dengan besar,” katanya.
Masalah aliran air bersih di kawasan Lodan, Ancol, ini muncul karena hampir tiga bulan aliran air bersih mati. Matinya aliran ini memang tidak serentak. Yang paling lama mengalami mati aliran air adalah RW 08 yang letaknya paling ujung. RW 01, 02, 04, dan 05 alirannya menyusul mati setelah aliran makin lama makin mengecil.
Diduga matinya aliran air bersih itu karena adanya kebocoran yang cukup besar di pipa primer. ”Kami masih terus mencari di mana titik kebocoran itu. Namun, kami kesulitan menemukannya karena pipa primer kami terletak di bawah jalan yang telah dibeton,” ujar Meyritha.
Palyja yakin terjadi kebocoran karena warga melaporkan kualitas air yang kotor dan bau sebelum mati.
Kebocoran itu diduga terjadi di Jalan Raya Mangga Dua, Jalan Raya RE Martadinata, Jalan Lodan Raya, dan Jalan Kampung Bandan. Rencananya, Palyja akan menggunakan gas helium untuk mendapatkan lokasi titik kebocoran. ”Senin ini kami akan pakai helium,” ujar Meyritha. (ARN)
Post Date : 15 November 2010
|